Miss World Somalia 2021 Khadija Omarr/ Foto: Instagram@khadija.omarr
Miss World Somalia 2021 Khadija Omarr/ Foto: Instagram@khadija.omarr
KOMENTAR

NAMA Khadija Omar mencuat ke ranah publik setelah memenangkan mahkota Miss World Somalia 2021. Bukan tanpa alasan, Khadija menjadi perempuan berhijab pertama yang memenangkan gelar tersebut dan berhak mewakili negaranya ke malam final Miss World 2021 yang siap dihelat 16 Desember mendatang.

"Berada di Puerto Rico saat ini menjadi pengalaman mengagumkan bagi saya. Tumbuh besar di Somalia, saya tidak pernah punya kesempatan untuk melihat keindahan negara-negara lain. Hadir di ajang Miss World, saya bisa melihat keindahan banyak negara melalui sosok para gadis yang ada di sini. Saya juga bisa merasakan passion dan harapan mereka. Saya tidak sabar untuk mengukir sejarah bersama mereka dan mengubah dunia," ujar Khadija dalam sesi Head to Head Challenge yang diunggah di kanal YouTube Miss World (04/12/21).

Menurut Khadija, tak banyak orang mengenal negaranya yang terletak di benua Afrika. Padahal, Somalia memiliki banyak potensi wisata alam yang mengagumkan seperti hutan tropis, keragaman fauna, lembah, pedesaan, pantai yang indah, dan tentu saja masyarakatnya.

"Somalia adalah tanah tempat unta terbanyak, negara dengan sejarah berkuda tertua di dunia, juga pemilik garis pantai terpanjang di Afrika. Somalia punya taman nasional, gurun pasir, juga banyak pengunungan indah. Ada lebih dari 649 jenis burung, ada pula artefak kuno dan bangunan bersejarah seperti istana dan menara. Somalia kini sedang berkembang. Melalui ajang Miss World, saya ingin menunjukkan keindahan Somalia kepada dunia," demikian perempuan yang berprofesi sebagai makeup artist profesional ini menjelaskan keunikan negaranya.

Menjadi perempuan berhijab pertama yang masuk ke Miss World, Khadija mengungkapkan hal tersebut sebagai sebuah kehormatan baginya.

"Saya tak hanya merepresentasikan negara saya yang indah tapi juga keseluruhan masyarakat kami. Saya ingin menunjukkan keindahan hijab dan apa artinya hijab. Hijab adalah 'pakaian' yang dikenakan semua Muslimah di seluruh dunia untuk menunjukkan kesantunan dan budaya yang indah," kata Khadija tentang perasaannya menembus ajang kontes kecantikan dunia.

"Saya ingin mendobrak stereotip tentang perempuan berhijab. Saya teringat pengalaman pribadi ketika datang ke Kanada sebagai pengungsi, hari-hari terasa sangat berat bagi saya untuk beradaptasi dan diterima, belum lagi adanya gegar budaya. Saya merasakan diskriminasi terhadap warna kulit saya juga hijab saya. Di kelas, saya menjadi satu-satunya perempuan kulit hitam sekaligus murid berhijab. Hal itu membuat saya merasa tidak cantik karena saya 'berbeda'."

Di usia 20 tahun, Khadija tercatat sebagai mahasiswa psikologi di York University, Kanada. Ia besar di kamp pengungsian di Nairobi, Kenya sebelum pindah ke Kanada. Khadija mengaku terinspirasi dari sosok model papan atas Halima Aden.

Khadija sangat tertarik untuk menginspirasi perempuan dari komunitas pengungsi. Dalam proyek Beauty with a Purpose, ia bekerja sama dengan UNHCR, Somali Youth Action, dan UN Association Uganda untuk berkampanye dan menggalang dana bagi pengungsi di Somalia.

"Berada di sini, saya ingin membuat perubahan. Saya ingin menunjukkan bahwa penampilan 'berbeda' tidak membuat mengurangi kecantikan seorang perempuan. Kita harus mengubah perspektif tentang kecantikan, karena itu terletak pada apa yang kita percayai. Tak hanya para hijabi, tapi semua perempuan, kita bisa bermimpi besar dan fokus untuk meraihnya," tegas Khadija.




Menutup Tahun dengan Prestasi, dr. Ayu Widyaningrum Raih Anugerah Indonesia Women Leader 2024

Sebelumnya

Meiline Tenardi, Pendiri Komunitas Perempuan Peduli dan Berbagi

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Women