VAKSIN Sinovac sudah mulai diberikan kepada anak-anak Indonesia usia 6 – 11 tahun sejak tanggal 14 Desember lalu. Pemerintah mempercepat pelaksanaan vaksinasi anak mengingat Omicron yang mulai merebak di berbagai negara di dunia.
Namun demikian, masih banyak orangtua yang takut dengan efek samping yang mungkin dirasakan anak setelah mendapat suntikan vaksin tersebut.
Pegiat edukasi COVID-19, dr. Adam Prabata memberikan informasi terkait efek samping apa saja yang mungkin dirasakan anak setelah mendapatkan vaksin Sinovac berdasarkan riset Han, dkk tahun 2021 yang melibatkan 72 + 480 partisipan dalam dua fase penelitian.
Hasilnya adalah sebagai berikut:
Berapa banyak anak mengalami efek samping setelah divaksinasi Sinovac?
Total jumlah anak yang mengalami efek samping setelah mendapat vaksin Sinovac ada 22%, dengan perincian: 17% mengalami efek samping ringan, 11% mengalami efek samping sedang, dan 0% mengalami efek samping berat.
Sebagai catatan, 1 anak dapat mengalami jenis efek samping ringan dan efek samping sedang secara bersamaan. Misalnya, merasa nyeri ringan dan bengkak sedang di lokasi suntik.
Apa saja efek samping yang bisa dialami anak setelah disuntik vaksin Sinovac?
Pertama, efek samping lokal yang terasa di lokasi penyuntikan. Efek samping lokal bisa berupa nyeri di area yang disuntik (dialami 12% anak) dan bengkak di area yang disuntik (dialami 1% anak)
Kedua, efek samping sistemik yang dirasakan di seluruh tubuh. Efek samping sistemik dapat berupa demam (dialami 5% anak), batuk (dialami 2% anak), dan diare (dialami 1% anak).
Kapan efek samping pascavaksinasi Sinovac bisa terjadi pada anak?
Efek samping bisa terjadi dalam 7 hari pertama setelah penyuntikan. Namun mayoritas efek samping telah membaik dalam 48 jam setelah kemunculannya.
Penelitian yang dilakukan di China tersebut bisa menjadi gambaran bagi para orangtua tentang kemungkinan efek samping yang akan dialami anak setelah mendapat vaksin Sinovac.
Kesimpulan penelitian Han tersebut menyebutkan bahwa CoronaVac ditoleransi dengan baik dan aman pada anak dan remaja usia 3 – 17 tahun.
KOMENTAR ANDA