ISRAEL telah memulai pemberian dosis keempat vaksin COVID-19 kepada para lansia di atas usia 60, tenaga kesehatan, dan pasien immunocompromised (memiliki gangguan kekebalan tubuh).
Dilansir Reuters (5/1/2022), PM Israel Naftali Bennett mengatakan bahwa dosis keempat vaksin COVID-19 dapat meningkatkan antibodi hingga lima kali lipat seminggu setelah suntikan diberikan.
Israel telah memainkan peran utama dalam mempelajari efek vaksin COVID-19, dengan menjadi yang tercepat meluncurkan inokulasi dua dosis ke masyarakatnya setahun lalu dan salah satu yang pertama kali memberikan dosis booster. Sekitar 60% dari 9,4 juta penduduk Israel telah mendapatkan vaksin dosis lengkap.
World Health Organization (WHO) menyatakan lebih banyak orang di seluruh dunia harus divaksinasi dengan dosis pertama sebelum orang lain menerima booster.
Diluncurkan pada 27 Desember tahun lalu, uji coba Sheba memberikan dosis keempat vaksin Pfizer dan BioNTech kepada 150 tenaga medis dengan tingkat antibodi menurun drastis sejak mereka menerima dosis ketiga pada empat hingga lima bulan sebelumnya. Dan pada minggu pertama Januari ini, akan ada kelompok lain yang menerima vaksin Moderna untuk dosis keempat.
Efek samping yang dilaporkan beberapa peserta sejauh ini tidak berbeda dari efek samping yang mereka rasakan saat mendapat dosis ketiga. Umumnya mereka mereka merasa sakit, demam, dan sakit kepala.
Di Israel, infeksi harian meningkat 10 kali dalam satu bulan terakhir. Sejak varian Omicron terdeteksi, jumlah kasus melonjak tajam meskipun angka rawat inap dan kematian lebih rendah dibanding fase-fase sebelumnya.
Sejumlah penelitian menyatakan meskipun Omicron mampu 'menerobos' antibodi yang diciptakan vaksin COVID, antibodi sel T masih sangat efektif untuk menghadang varian tersebut dan mampu mencegah infeksi agar tidak menjadi penyakit kritis.
KOMENTAR ANDA