MENDIDIK anak remaja masa kini memang susah-susah gampang. Jika terlalu dikekang, sudah pasti mereka akan memberontak. Namun bila dilonggarkan, seperti tanpa aturan, bebas berbuat apa saja.
Memang perlu strategi khusus untuk menghadapi si remaja milenial ini. Salah satu yang bisa diterapkan oleh orangtua adalah "parenting layangan".
Seperti namanya, layangan, parenting layangan juga mengedepankan pola asuh tarik ulur. Di sini orangtua perlu memberikan ruang yang luas bagi remaja untuk mengembangkan kreativitasnya serta mimpi-mimpi positifnya.
Bagaimana parenting layangan ini bisa diterapkan?
Orangtua Jadi Alarm Medsos
Saat ini media sosial tidak hanya dimiliki orang dewasa. Remaja, bahkan anak-anak, sudah pasti memiliki akun medsos. Beragam aktivitas mereka posting untuk menunjukkan eksistenainya.
Di sini peran orangtua sangat diperlukan untuk menjadi alarm medsos. Layaknya layangan yang akan terbang tinggi, perlu tarik ulur untuk memastikan angin terbaik yang bisa membawanya ke angkasa tertinggi.
Orangtua perlu memberikan ruang anak untuk berlayar di media sosial. Namun, ajarkan anak batasannya. Misal, hanya memposting hal-hal positif yang tidak mengandung unsur SARA.
Ajarkan pula bahwa medsos bukanlah sarana untuk curhat atau mem-bully teman-temannya. Katakan bahwa medsos adalah suatu ruang untuk memberdayakan diri.
Gawai Sebagai Literasi
Fungsi gadget atau gawai tidaklah hanya untuk bermain game atau asyik bercengkrama lewat media sosial. Gawai bisa dijadikan sebagai objek literasi, ketika anak mulai sulit untuk diajak membaca buku.
Di akhir pekan, orangtua bisa duduk bersama dengan anak untuk membahas sesuatu hal. Misalnya saat anak bercerita bahwa ada temannya yang senang mem-bully.
Ajak anak untuk mencari ilmu, bagaimana mengatasi teman yang suka mem-bully. Orangtua dapat membantunya mencari postingan di google, kemudian membahasnya bersama.
Selain membiasakan membaca, kegiatan tersebut juga akan mendekatkan hubungan antara orangtua dan anak.
Bekali Anak dengan Edukasi Seks
Zaman sekarang ini, membahas seks dengan anak remaja bukan lagi hal yang tabu. Justru orangtua wajib memberikan dan membekali anak dengan pendidikan seks sejak dini. Hal itu untuk menghindari pelecehan-pelecehan seksual yang belakangan ini marak terjadi.
Pendidikan seks juga menjadi hal penting, mengingat di usia remaja anak akan mengalami banyak perubahan, seperti fisik dan hormonal.
Kritis dengan Minat dan Bakat Anak
Memasuki usia remaja, anak akan semakin matang terutama dalam hal minat dan bakat. Apabila ditanya, anak tentu bisa memastikan bahwa hal tersebut yang akan dijadikan minat dan bakatnya.
Kritislah terhadap hal-hal yang Ayah Bunda lihat. Ketika tahu bahwa anak gemar menulis, fasilitasi. Arahkan ia pada blog atau menulis sebuah cerpen.
Kemudian, cari media yang bisa menampung dan memosting tulisan-tulisannya itu. Support pula anak dengan berbagai literasi, baik digital maupun konvensional.
Berikan Ide-ide Terbaik
Saat melihat anak kian mahir, jangan dibiarkan begitu saja. Sebab anak tetap membutuhkan Ide-ide kreatif dari orangtua sebagai yang terdekat. Ajukan beberapa Ide-ide terkini yang Ayah Bunda miliki.
Kemudian, ajak pula anak untuk memberikan Ide-ide nya kepada lingkungan sekitar. Ini bertujuan untuk mengasah jiwa sosialnya, membentuk karakter empati, serta bisa ikut terlibat dalam pembangunan lingkungan.
KOMENTAR ANDA