Ilustrasi/ Net
Ilustrasi/ Net
KOMENTAR

SUDAH seminggu pembelajaran tatap muka dimulai di tengah naiknya kasus Covid-19 Omicron. Kondisi ini sebenarnya harus menjadi perhatian serius para orangtua, mengingat penyebaran Omicron sangat cepat.

Memang varian baru ini hanya memberikan gejala ringan, seperti gejala flu biasa dan kebanyakan anak-anak bahkan tidak menunjukkan gejala apapun. Tapi perlu diingat, tidak semua kondisi anak sama, sebab ada pula anak yang rentan mengalami keradangan saat terinfeksi virus.

Salah satunya adalah munculnya potensi MIS-C atau Multisystem Inflammatory Syndrome in Children, yaitu kondisi di mana banyak orang tubuh yang mengalami peradangan yang terjadi pada anak yang sebelumnya terkena Covid-19.

Organ tubuh yang akan mengalami peradangan itu adalah jantung, kulit, paru-paru, otak, saluran cerna, ginjal, dan mata.

Menurut catatan CDC, ada beberapa gejala yang ditimbulkan saat anak mengalami MIS-C, yaitu demam, nyeri perut, muntah, diare, nyeri leher, kemerahan di kulit, mata merah, dan rasa lelah yang sangat. Namun gejala-gejala ini akan berbeda pada tiap anak, sesuai dengan kekuatan tubuhnya.

Namun jika anak telah menunjukkan gejala gawat darurat seperti:

1. Sulit bernapas.
2. Nyeri atau rasa tertekan di dada yang tidak hilang.
3. Kebingungan.
4. Tidak bisa bangun atau tidak bisa terjaga.
5 . Kulit, kuku, atau bibir berwarna pucat atau kebiruan.
6. Nyeri perut berat.

Segera datangi ke puskesmas atau tenaga ahli lainnya, agar segera mendapat pertolongan.

Bagaimana Kriteria Anak Dikatakan Alami MIS-C?

Mayoritas anak yang mengalami MIS-C adalah anak usia sekolah, yaitu 8 tahun ke atas. Dan sebanyak 66 hingga 73% di antaranya sebelumnya berada dalam keadaan sehat-sehat saja.

Jika demikian, maka ada sebuah kriteria untuk menyebut apakah anak itu menderita MIS-C, yaitu:

1. Demam selama kurang lebih 3 hari.
2. Muncul gejala-gejala seperti:
     • Ruam di mulut, tangan, dan kaki.
     • Hipotensi atau syok.
     • Gambaran disfungsi miokardium, perikarditis, vaskulitis, abnormalitas koroner (terdiri atas kelainan pada ekokardiografi, peningkatan troponin/NT-proBNP).
     • Bukti adanya koagulopati (dengan peningkatan PT, APTT, DDimer).
     • Gejala gastrointestinal akut (diare, muntah, lemas, atau nyeri perut.
3. Peningkatan penanda inflamasi seperti LED, CRP atau Procalcitonin tanpa inflamasi lain.
4. Positif terinfeksi Covid-19. MIS-C ini paling sering terjadi pada minggu ke-2 hingga ke-6 setelah terinfeksi Covid-19.

Mencegah MIS-C Pada Anak

MIS-C pada anak sebenarnya termasuk kasus yang jarang terjadi. Diperkirakan hanya ada 0,14 persen anak dengan positif Covid-19 yang mengalaminya.

Walau begitu, saat anak menderita MIS-C bisa jadi kondisinya tiba-tiba kritis, bahkan ada yang meninggal dunia. Karena itulah, deteksi dini dan penanganan sesegera mungkin wajib dilakukan.

Lalu, bagaimana mencegah anak mengalami MIS-C? Yaitu dengan menjaganya dari infeksi Covid-19. Berikan pengetahuan tentang protokol kesehatan, ajarkan cara memakai masker yang benar dan mencuci tangan di air mengalir dengan menggunakan sabun.

Hindari mengajak anak ke tempat keramaian dan jauhi kerumunan. Berikan pula anak asupan makanan bergizi tinggi untuk menjaga data tahan tubuhnya tetap baik.

 




Hindari Cedera, Perhatikan 5 Cara Berlari yang Benar

Sebelumnya

Benarkah Mengonsumsi Terlalu Banyak Seafood Bisa Berdampak Buruk bagi Kesehatan?

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Health