VARIAN virus corona baru terdeteksi hampir setiap minggu. Sebagian besar muncul lalu menghilang dengan cepat, ada yang bertahan dengan tenang tanpa menyebar luas, dan hanya sedikit yang masuk kategori Variants of Concern versi World Health Organization (WHO).
Karena itulah muncul tanda tanya besar: mengapa sebuah varian yang sementara diidentifikasi di Prancis lebih dari satu bulan lalu dan gagal menyebar di luar kelompok kecil dapat menjadi topik hangat sepanjang minggu.
Penyebabnya bisa jadi karena para peneliti memutuskan memberi nama varin itu dengan IHU, sesuai nama rumah sakit tempat virus itu diidentifikasi yaitu IHU Méditerranée Infection di Marseille, Prancis tenggara.
Rumah sakit itu dipimpin oleh ilmuwan kontroversial di masa pandemi, Dr. Didier Raoult, yang mempromosikan hidroksiklorokuin (hydroxychloroquine) sebagai obat COVID-19. Hidroksiklorokuin merupakan obat yang digunakan untuk mencegah dan mengobati malaria.
Varian tersebut terdaftar sebagai B.1.640.2. Dan tiba-tiba saja menjadi tren online sepanjang minggu lalu, di tengah badai Omicron yang mendunia. Tak ayal, pengguna media sosial sontak menjuluki virus IHU sebagai singkatan dari "I Hate U".
Varian ini memiliki 46 mutasi dan 36 penghapusan yang membuatnya berbeda secara genetik dari virus corona asli yang pertama kali ditemukan di Wuhan, China.
Virus IHU pertama kali diidentifikasi di wilayah Marseille pada November tahun lalu pada seseorang yang baru kembali dari Kamerun, Afrika Tengah.
Kemudian, pada 9 Desember, diumumkan bahwa 11 orang lain yang berhubungan dengan pelancong tadi juga terinfeksi dengan apa yang kemudian disebut sebagai varian baru IHU itu.
Hal itu terjadi bersamaan dengan terdeteksinya varian Omicron secara resmi di Prancis. Adapun saat ini, Omicron menyumbang lebih dari separuh kasus infeksi baru COVID-19 di Prancis. Bahkan pada 5 Januari 2022, Prancis mencatat rekor 335.000 kasus harian baru yang didominasi Omicron.
Sedangkan varian IHU, sama sekali tidak terdengar lagi setelah menularkan 12 orang pertama tadi.
Incident Manager on COVID WHO Abdi Mahamud dalam konferensi pers di Jenewa minggu lalu menyatakan bahwa varian IHU "sudah terlacak dalam radar kami" tapi tidak terbukti menjadi ancaman.
Dalam makalah penelitian varian IHU yang ditulis para peneliti pada 29 Desember 2021, salah satu poin menyebutkan bahwa varian IHU adalah "contoh lain dari ketidakpastian munculnya varian SARS-CoV-2 dan kemunculannya hanya di wilayah geografis tertentu", seperti dilansir CBC NEWS.
Para peneliti juga menyatakan masih terlalu dini untuk berspekulasi tentang virologi, epidemiologi, maupun karakteristik klinis varian IHU.
KOMENTAR ANDA