KECANGGIHAN teknologi saat ini wajib dikuasai oleh siapa saja, termasuk para penyandang disabilitas. Karenanya, PLN Peduli bekerjasama dengan Yayasan Menembus Batas menggelar "Pelatihan Digital Online" untuk 250 penyandang disabilitas di Indonesia. Pembukaan pelatihan dilakukan Rabu (12/1).
Pelatihan Digital Online ini, menurut Vice President CSR PT PLN (Persero), Agus Yuswanta, merupakan peran nyata PLN untuk mendukung pendidikan dan pengembangan kapabilitas dari kelompok rentan, yaitu disabilitas, agar dapat mandiri dan bersaing dengan wirausahawan lain, serta meningkatkan minat usaha sesuai kemampuan. Hal ini selaras dengan pelaksanaan Core Subject ISO 26000 tentang Persamaan Hak Asasi Manusia.
Sebagai tahap awal pelatihan, dari ribuan penyandang disabilitas yang mendaftar, akan dipilih 250 orang penerima manfaat. Mereka terlebih dulu wajib mempelajari 21 modul selama 10 minggu.
Tidak hanya itu, mereka juga akan dibagi dalam 4 kelas, yaitu tuna daksa, tuna rungu, tuna netra, disabilitas mental dan intelektual. Selanjutnya, mereka dipandu oleh 4 fasilitator serta 20 narasumber yang akan berdiskusi bersama membahas modul-modul yang telah diberikan.
"Melalui program ini kami berharap penerima manfaat mendapat peluang baru dan memiliki kemampuan literasi digital dan teknologi sebagai modal mengembangkan kapabilitas dirinya sebagai seorang disabilitas untuk mempersiapkan diri sebagai bagian dari masyarakat digital ekonomi Indonesia," ujar Nicky Claraentia Pratiwi, Chief Operational Officer Yayasan Menembus Batas.
Yayasan Menembus Batas telah berdiri lebih dari 10 tahun sebagai wadah yang memiliki fokus mengatasi masalah sosial. Melalui pemberdayaan masyarakat dan menjadi support system bagi penyandang disabilitas Indonesia.
PLN Peduli merupakan program tanggung jawab sosial dan lingkungan dari PT PLN (Persero) sebagai wujud dari pelaksanaan tanggung jawab terhadap proses bisnis perusahaan serta perhatian kepada lingkungan dan masyarakat untuk mewujudkan tujuan pembangunan berkelanjutan.
KOMENTAR ANDA