Ilustrasi/ Net
Ilustrasi/ Net
KOMENTAR

SINGAPURA melaporkan 1615 kasus baru COVID-19 dengan 1185 di antaranya merupakan kasus varian Omicron terkonfirmasi pada Rabu (19/1/2022).

Dilansir CNA, dari 1615 kasus baru tersebut, 1205 merupakan kasus lokal dan 410 adalah kasus impor.

Kementerian Kesehatan Singapura mencatat satu kematian terbaru, hingga total kematian akibat komplikasi virus corona di negara ini mencapai 844 kasus.

Semua angka bergerak naik. Sehari sebelumnya (Selasa), jumlah kasus COVID-19 masih di angka 1448. Demikian pula tingkat pertumbuhan infeksi mingguan, dari 1,76 menjadi 1,96 dalam jangka 24 jam.

Sementara itu dari total 1185 kasus Omicron terkonfirmasi, 220 di antaranya adalah kasus impor sedangkan 965 lainnya adalah kasus transmisi lokal. Data Omicron disajika sebagai kumpulan data terpisah dari kasus COVID-19 harian.

Hingga kemarin, Singapura mencatat 296.077 kasus COVID-19 sejak awal pandemi tahun 2020.
Tercatat ada 281 pasien di rumah sakit dan 18 di antaranya memerlukan bantuan oksigen. Sebanyak 13 pasien berada di unit perawatan intensif (ICU).

Data program vaksinasi nasional per 18 Januari menunjukkan bahwa 91% dari populasi penduduk Singapura yang memenuhi syarat telah menyelesaikan vaksinasi lengkap mereka. Angka tersebut telah diperbarui dengan memasukkan anak-anak usia 5 – 11 tahun yang telah divaksinasi sejak 27 Desember tahun lalu.

Hingga saat ini, tercatat 53% populasi telah mendapat vaksin dosis ketiga alias booster.

Selama dua tahun terakhir, Singapura berusaha keras untuk mengendalikan COVID-19. Dengan berbagai pembatasan yang ketat—termasuk pelarangan perjalanan dari dan ke Singapura. Namun hadirnya Omicron membuat negara itu seperti mulai kehilangan kendali.

Dilansir Fortune, Singapura pada Agustus tahun lalu menjadi negara pertama di dunia yang beralih dari pendekatan tanpa toleransi terhadap COVID-19 kepada strategi hidup berdampingan dengan virus.

Artinya, setiap individu tetap harus selalu dalam tingkat kewaspadaan yang ekstrem.

Untuk pertama kalinya setelah 18 bulan, pemerintah Singapura melonggarkan aturan penerbangan, tapi tidak berlaku untuk semua negara tujuan dan tidak rutin dilakukan setiap saat.

Pembatasan domestik juga masih diberlakukan dengan ketat. Penggunaan masker, penggunaan teknologi pelacakan kontak, dan larangan pertemuan kelompok lebih dari lima orang menjadi pengingat bahwa COVID-19 masih mengintai.

Sekarang, Singapura menghadapi kemungkinan kehilangan kendali atas COVID-19 dengan terdeteksinya varian Omicron pada awal Desember. Jumlah kasus meningkat cepat hingga 1000 kasus baru dalam satu hari.

Kementerian Kesehatan memprediksi angka itu akan naik menjadi 10 ribu hingga 20 kasus di bulan depan, atau lebih banyak lagi.

 

 

 




Ramai Video Presiden Turki Walk Out Saat Presiden Prabowo Berpidato di KTT D-8, Ini Penjelasan Kementerian Luar Negeri RI

Sebelumnya

Peringatan Hari Ibu ke-96: Memperkuat Peran Perempuan untuk Menjadi Fondasi Kokoh Indonesia yang Lebih Maju, Inklusif, dan Berdaya Saing

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel News