MENYADARI usianya tak muda lagi dan belum ada keinginan untuk segera melepas masa lajang, aktris cantik Luna Maya beberapa waktu lalu mengungkapkan fakta bahwa ia sudah melakukan pembekuan sel telur (egg freezing atau mature oocyte cryopreservation).
"Aku enggak pernah berpikir bahwa umur adalah suatu masalah. Kayak dikejar umur. Ya mungkin sebagai perempuan ada hal biologis kalau mau jadi seorang ibu, tapi aku sudah freeze egg," ucap Luna Maya seperti dikutip Farah.id dari kanal YouTube Venna Melinda.
Diungkapkan Luna, ia sebenarnya sudah lama ingin melakukan prosedur egg freezing namun baru bisa dilaksanakan menjelang akhir tahun 2021.
Sama seperti Luna Maya, alasan sebagian besar perempuan menjalani prosedur pembekuan sel telur berawal dari kekhawatiran terhadap berbagai faktor yang dapat memengaruhi kesuburan, baik itu pertambahan usia maupun adanya masalah kesehatan tertentu. Dengan membekukan dan menyimpan sel telurnya, perempuan memiliki kemungkinan lebih besar untuk hamil di kemudian hari.
Dikutip dari Halodoc, pembekuan telur adalah prosedur pengambilan sel telur perempuan dari rahim yang kemudian akan dibekukan dan disimpan di laboratorium.
Jika perempuan tersebut kemudian berencana untuk hamil, sel telur yang dibekukan tadi bisa dicairkan kembali dan dibuahi, untuk kemudian ditanam di dalam rahimnya.
Lalu berapakah biaya yang diperlukan untuk menjalani prosedur pembekuan sel telur ini?
Dari penelusuran Farah.id, biaya untuk pembekuan sel telur hampir sama dengan biaya yang dibutuhkan untuk program bayi tabung. Bedanya, ada biaya penyimpanan yang harus dibayarkan setiap tahun sampai sel telurnya tak lagi dibekukan di laboratorium.
Beberapa klinik dan rumah sakit yang menyediakan program egg freezing di antaranya adalah Klinik Yasmin RSCM, Jakarta dan Klinik Morulla IVF Menteng, Jakarta.
Dilansir Mayo Clinic, egg freezing berbeda dengan pembekuan telur yang dibuahi (embryo cryopreservation). Pembekuan telur tidak memerlukan sperma karena telur tidak dibuahi sebelum dibekukan.
Namun serupa dengan pembekuan embrio, seorang perempuan juga harus menggunakan obat kesuburan untuk membuatnya berovulasi hingga menghasilkan banyak telur untuk bisa diambil.
Dokter akan membantu pasien memahami cara kerja pembekuan sel telur, potensi risiko, dan apakah metode ini tepat bagi pasien berdasarkan kebutuhan dan riwayat reproduksinya.
Risiko Pembekuan Sel Telur
Egg freezing memang menjadi satu alternatif bagi perempuan untuk memperbesar kemungkinan untuk hamil seiring usia yang kian bertambah dan kondisi fisik yang tak sebugar saat muda.
Namun tak hanya alasan tersebut, beberapa alasan medis berikut ini juga membuat seseorang mempertimbangkan untuk melakukan egg freezing.
-Adanya masalah yang memengaruhi kesuburan seperti anemia sel sabit, penyakit autoimun seperti lupus, atau menjadi transgender.
-Menjalani pengobatan untuk kanker atau penyakit lain yang memengaruhi kemampuan untuk hamil. Perawatan medis tertentu seperti radiasi atau kemoterapi dapat membahayakan kesuburan. Membekukan telur sebelum perawatan medis memungkinkan pasien untuk memiliki anak di kemudian hari.
-Menjalani fertilisasi in vitro. Beberapa orang lebih memilih pembekuan telur daripada pembekuan embrio dengan alasan etika atau agama.
-Ingin mengawetkan telur yang lebih muda saat ini untuk digunakan di masa mendatang. Dengan membekukan telur di usia yang lebih muda, bisa membantu untuk hamil saat merasa sudah siap.
Yang Dilakukan Sebelum Menjalani Egg Freezing
Sebelum menjalani pembekuan sel telur, seseorang harus menjalani beberapa tes darah, termasuk tes cadangan ovarium (untuk menentukan kuantitas dan kualitas telur), tes darah lain dan USG ovarium (untuk mendapat gambaran lebih lengkap tentang fungsi ovarium), dan screening penyakit menular (untuk penyakit menular tertentu seperti HIV, hepatitis B dan C).
Risiko Egg Freezing
Setiap tindakan medis biasanya mengandung risiko, demikian pula egg freezing. Apa saja kemungkinan risiko yang dihadapi perempuan saat melakukan prosedur pembekuan sel telur?
-Penggunaan obat kesuburan untuk menginduksi ovulasi dapat menyebabkan ovarium bengkak dan nyeri setelah ovulasi atau setelah pengambilan sel telur juga gejala sakit perut, kembung, mual, muntah hingga diare.
-Komplikasi prosedur pengambilan sel telur. Meskipun jarang terjadi, penggunaan jarum bisa menyebabkan perdarahan, infeksi, atau kerusakan pada usus, kandung kemih, atau pembuluh darah.
-Risiko emosional. Egg freezing dapat memberi harapan untuk kehamilan di masa depan, namun tidak ada jaminan keberhasilan.
KOMENTAR ANDA