Ilustrasi/ Net
Ilustrasi/ Net
KOMENTAR

MENTERI Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin dalam konferensi pers Evaluasi PPKM, pada Senin (24/1/2022) memperkirakan kasus Omicron akan terjadi paling banyak dalam 2 – 3 minggu ke depan di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi. Memperhatikan kondisi tersebut, pemerintah akan memprioritaskan vaksinasi booster di wilayah Jabodetabek.

Adapun terkait target vaksinasi, Menkes Budi menyatakan bahwa para lansia adalah kelompok paling rentan untuk terkena penyakit dan paling rentan mendapat perawatan bahkan meninggal dunia. Demikian pula anak-anak, mereka termasuk prioritas karena rentan tertular dan menularkan.

Berdasarkan keterangan Juru Bicara Kementerian Kesehatan dr. Siti Nadia Tarmizi, jumlah kasus varian Omicron saat ini sudah mencapai 1626 kasus yang masih didominasi penularan dari pelaku perjalanan luar negeri (PPLN).

Data per 24 Januari 2022 menunjukkan dari jumlah 1626 kasus, terdiri atas 1019 kasus PPLN dan 369 kasus non-PPLN (hasil transmisi lokal). Selain itu masih ada 238 kasus yang masih ditelusuri untuk diidentifikasi penyebabnya, dari PPLN atau transmisi lokal.

Meskipun berbagai gejala infeksi Omicron dikatakan cenderung lebih ringan dibandingkan varian lain, Kemenkes RI baru-baru ini telah melaporkan kematian dua pasien varian Omicron.

Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) menyatakan bahwa kasus kematian tersebut terjadi pada orang yang belum divaksinasi COVID-19 dan mempunyai komorbiditas tidak terkendali. Untuk itu, PDPI menekankan urgensi percepatan dan perluasan vaksinasi.

Ketua Umum PDPI dr. Agus Dwi Susanto menyebutkan sejumlah penyakit kronik yang harus diperhatikan oleh pasien COVID-19 yaitu penyakit paru obstruktif kronik, kanker paru, tuberkulosis paru, dan asma.

Dalam konferensi pers tersebut, Ketua Pokja Infeksi Pengurus Pusat PDPI dr. Erlina Burhan juga menjelaskan bahwa meski terkesan ringan, berbagai data menunjukkan gejala perlunya perawatan seperti adanya demam tinggi dan napas berat yaitu pada lansia, orang dengan komorbid, dan anak-anak. Lebih berat lagi kelompok lansia dengan komorbid.

Ia mengimbau jika ada gejala Omicron seperti nyeri tenggorokan, masyarakat harus segera memeriksakan diri.

"Segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan atau melakukan isolasi mandiri di rumah, memperketat protokol kesehatan, menjaga asupan gizi seimbang, memperbanyak istirahat, dan mengonsumsi vitamin. Tidak menunda-nunda memeriksakan diri ke fasyankes terdekat," tegas dr. Erlina.

 


 


 

 

 




Kementerian Agama Luncurkan Program “Baper Bahagia” untuk Dukung Ketahanan Pangan Masyarakat Desa

Sebelumnya

Fitur Akses Cepat Kontak Darurat KDRT Hadir di SATUSEHAT Mobile

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel News