Ilustrasi/ Net
Ilustrasi/ Net
KOMENTAR

PROGRAM vaksinasi untuk anak usia 6 – 11 tahun dan 12 – 17 tahun sudah diwajibkan pemerintah. Namun masih banyak orang meragukan keamanan vaksin.

Menyikapi banyaknya kekhawatiran, Ketua Komnas Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) Prof. DR. dr. Hindra Irawan Satari, Sp.A(K), M.TrodPaed, mengatakan bahwa efek samping vaksinasi COVID-19 lebih rendah dibandingkan kelompok usia lain.

"Dari umur, KIPI usia muda lebih rendah dari usia produktif dan lanjut usia. Jadi tidak benar bila dikatakan KIPI pada anak lebih tinggi," ujar Prof. Hindra dalam siaran pers Kementerian Kesehatan, Selasa (25/1/2022).

Komnas KIPI menyebutkan KIPI serius paling banyak ditemukan pada kelompok usia 31 – 45 tahun yaitu 122 kasus. Sedangkan pada kelompok usia 12 – 17 tahun ditemukan 19 kasus dan kelompok usia 6 – 11 tahun ditemukan 1 kasus.

Temuan tersebut sejalan dengan hasil uji klinis yang dilaksanakan sebelum vaksinasi COVID-19 untuk umum. Dalam uji klinis, ditemukan bahwa KIPI terbilang ringan dan bisa diatasi.

Prof. Hindra menjelaskan bahwa hasil uji klinis fase 1 dan fase 2 vaksin Sinovac pada anak usia 3 – 17 tahun menunjukkan reaksi yang terjadi cenderung ringan. Mayoritas anak mengalami nyeri lokal juga demam dan batuk.

Sementara pada vaksin Pfizer, efek samping yang paling banyak ditemukan adalah keluhan kemerahan, sakit kepala, menggigil, dan kelelahan.

Prof. Hindra juga menegaskan bahwa produk vaksin COVID-19 pada anak telah melalui banyak tahap dan dijamin keamanannya yang tidak berbeda dari vaksin untuk orang dewasa. Hal tersebut ia sampaikan dalam Media Briefing: IDAI Menjawab Kegalauan Masyarakat tentang Vaksin COVID-19 pada Anak (22/1/2022).

KIPI pada Anak, Apa Yang Harus Dilakukan?

Prof. Hindra mengimbau orangtua untuk tidak khawatir berlebihan jika tubuh anak merespons suntikan vaksin COVID-19. KIPI tergolong ringan dan masih bisa ditoleransi tubuh.

Berikut ini yang harus orangtua lakukan jika terjadi KIPI pada si kecil.

-Mintalah anak beristirahat jika ia merasa kurang nyaman, sakit kepala, atau kelelahan.

-Jika dibutuhkan—saat terjadi demam, berilah obat penurun panas sesuai dosis yang dianjurkan.

-Pastikan anak cukup minum air putih.

-Jika terasa nyeri di tempat suntikan, itu adalah KIPI yang wajar selama tidak membengkak. Minta anak menggerakkan tangan secara perlahan-lahan untuk mengurangi nyeri. Jika perlu, kompres bagian tersebut dengan kain bersih yang diberi air dingin.

 




Kementerian Agama Luncurkan Program “Baper Bahagia” untuk Dukung Ketahanan Pangan Masyarakat Desa

Sebelumnya

Fitur Akses Cepat Kontak Darurat KDRT Hadir di SATUSEHAT Mobile

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel News