Anak pra remaja memang akan melalui proses perubahan yang besar. Di sini perlu dukungan dan perhatian penuh dari orangtua untuk mendidiknya dan melewati masa itu dengan baik/ Net
Anak pra remaja memang akan melalui proses perubahan yang besar. Di sini perlu dukungan dan perhatian penuh dari orangtua untuk mendidiknya dan melewati masa itu dengan baik/ Net
KOMENTAR

BUNDA yang memiliki anak pra remaja pasti punya banyak cerita "menyebalkan" saat mendidik mereka, bukan? Mulai dari susah diajak bicara hingga sering berdebat soal apa saja.

Sebenarnya wajar jika anak pra remaja menjadi sulit diatur, karena mereka memang sedang dalam tahap sok tahu dan mudah terpengaruh oleh lingkungan sekitar, terutama teman-temannya.

Tapi kondisi ini tidak juga bisa dimaklumkan, karena akan membuat anak semakin jauh dari orangtua. Jadi, menurut Douglas Haddad, penulis buku The Ultimate Guide to Raising Teens and Tweens, anak pra remaja butuh untuk dicintai, didengarkan, dan dipahami.

"Jika Anda melakukannya dengan benar pada seorang anak, Anda akan membentuk ikatan yang tidak terputus seumur hidup," kata Haddad.

Lalu, apa yang harus dilakukan untuk mendidik anak pra remaja ini tanpa harus disertai drama-drama melelahkan?

1. Tidak perlu ambil hati dengan tingkah laku anak

Ya, hal pertama yang perlu dilakukan Bunda adalah jangan terlalu mengambil hati tingkah laku anak yang "menyebalkan" itu. Sebab menurut psikolog Dr Tapi Shenfield, anak pra remaja tidak melakukannya dengan sengaja. Otaknya mendorong dia untuk mencari kemerdekaan atau kemandirian.

Di usia itu, anak lebih mengarahkan perhatiannya kepada teman dibandingkan orangtuanya, sehingga dia mulai mempelajari keterampilan yang dibutuhkan untuk membentuk pertemanan yang sehat.

Jadi, ada baiknya Bunda memberikan sedikit ruang privasi kepada anak, karena terlalu memaksa keinginan pun akan membuat anak semakin terasing dan memicu konflik.

2. Berikan waktu berharga

Berikan waktu paling berharga Bunda untuk mereka, minimal 1 atau 2 hari dalam seminggu. Manfaatkan untuk memberikan perhatian penuh.

Dengan begitu, kedekatan antara orangtua dan anak tetap terjaga dan anak semakin terampil berhubungan dengan teman-temannya. Apalagi perselisihan teman sebaya biasanya meningkat selama usia 9-12 tahun. Di sinilah waktu berharga tersebut memainkan kontrol penting dalam tingkah laku dan emosional anak.

3. Jangan hujani anak dengan pertanyaan

Saat anak Bunda masih kecil pertanyaan mengenai apa yang dilakukan selama satu hari ini, apa saja yang sudah terjadi, atau mau apa hari ini.

Tapi ketika mereka beranjak remaja, pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan mudah akan membebani mereka tanpa sengaja.

Jadi ada baiknya beritahu dia bahwa Bunda selalu ada. Jika ia ingin dia bicara, tunggu sampai terbuka. Selanjutnya, Bunda bisa menggali informasi lewat pertanyaan ringan dan penuh kasih sayang.

4. Jangan Menghakimi

Anak pra remaja mudah sekali tersinggung, bahkan mereka menganggap kritikan ringan sekalipun sebagai penilaian yang kasar.

Jadi, minimalkan komentar tentang caranya berpakaian atau berperilaku. Yang terpenting, jalankan diaiplin dengan tenang, konsisten, dan tidak menghakimi.

Yang terpenting, Bunda harus terbuka untuk menonton apa yang ditonton oleh anak pra remaja.

5. Berikan informasi yang detil

Pusat John Hopkins melaporkan, anak usia pra remaja, yaitu antara 12-17 tahun, mulai berani mencoba atau bereksperimen dengan obat-obatan, alkohol, dan rokok.

Jadi saat berdiskusi ada baiknya Bunda memberikan informasi yang jelas mengenai hal tersebut.

Anak pra remaja memang akan melalui proses perubahan yang besar. Di sini perlu dukungan dan perhatian penuh dari orangtua untuk mendidiknya dan melewati masa itu dengan baik.




Nilai Rapor Menurun, Berikut Cara Ayah Bunda Menegur Si Kecil Agar Termotivasi

Sebelumnya

Mengatasi Kekhawatiran Orang Tua Saat Melepas Anak dari SD ke SMP

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Parenting