LSPR Communication & Business Institute kembali menyelenggarakan rangkaian pertunjukan The 27th LSPR Theatre Festival and The 17th LSPR Performance Arts Communications Festival. Gelaran ini merupakan performance dari mahasiswa jurusan Performing Arts Communications (PAC) dan mahasiswa-mahasiswi yang baru masuk di tahun pertama.
Pertunjukan tersebut diselenggarakan sejak 24 Januari hingga 24 Februari 2022 di The Amani Palladium Theatre, Kampus Transmart Bekasi.
PAC dan Teater Festival merupakan salah satu kurikulum yang mengarah talenta mahasiswa. Tidak hanya sebagai aktor, mereka juga dituntut untuk menguasai proses pra-produksi hingga pasca produksi. Dan hingga akhir 2021, LSPR berhasil memproduksi lebih dari 368 judul Teater.
"Pada tahapan ini, kreativitas mahasiswa tahun pertama diasah untuk tampil memukau di panggung dan menguasai persiapan di balik layar. Penguasaan tersebut meliputi peran sebagai sutradara, mengatur tata cahaya, suara, kostum, tata rias, dan penjualan tiket pertunjukan," kata Dekan Fakultas Komunikasi Mikhael Yulius Cobis.
Dr Sri Ulya Suskarwati selaku Head of Undergraduate Program in Communications mengatakan, capaian dalam pembelajaran adalah memfokuskan dosen dalam mendorong mahasiswa memahami ke ilmuwan pada tataran pengetahuan, keterampilan, dan sikap.
Sementara itu, Dr Yessy Gusman, artis senior yang juga salah satu pengajar di LSPR mengatakan, baik Teater dan PAC Festival merupakan sarana luar biasa bagi mahasiswa untuk mengomunikasikan pikiran dan perasaan melalui sebuah karya seni.
Senada dengan Yesi Gusman, salah satu kontestan Indonesian Idol 2021 yang juga mahasiswa LSPR batch 25, Karen, mengaku ada challenging saat harus tampil bernyanyi sekaligus berakting dan menari.
"Bagaimanapun, bernyanyi dan akting adalah passion saya dan saya senang menari jadi tidak ada beban. Yang pasti, saya bangga bisa menjadi salah satu bagian dari Festival ini.
Sekadar informasi, pada gelaran ke-4 LSPR Theatre Festival (2008) berhasil memecahkan rekor Produksi Teater Terpanjang dan menerima penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (MURI).
KOMENTAR ANDA