Begitulah agungnya Allah, yang mengampuni sekaligus memberi solusi. Allah menginginkan yang terbaik dalam kehidupan hamba-Nya, dan menyediakan jalan keluar bagi setiap persoalan/ Net
Begitulah agungnya Allah, yang mengampuni sekaligus memberi solusi. Allah menginginkan yang terbaik dalam kehidupan hamba-Nya, dan menyediakan jalan keluar bagi setiap persoalan/ Net
KOMENTAR

SEBAGAI istri, tidak pernah berkurang kekagumannya terhadap lelaki pendamping hidupnya. Terlebih perkembangan karirnya selalu berupa grafik menanjak. Apapun impian yang dikatakannya dapat diwujudkannya sekejap mata. Harapannya, kelak anak-anak mereka mewarisi gen impresif ayahnya yang juga taat beragama.

Semula agak dag dig dug jantungnya ketika suami memutuskan terjun ke politik, turut mengejar kursi anggota legislatif daerah. Dan yang membuat dirinya gemetaran, ongkos politik itu luar biasa mahal, sementara suaminya berani berutang.

“Kesuksesan hanya untuk pemberani!”

Ucapan suaminya itu teramat meyakinkan. Dan sebagai istri pun ia terpesona melihat suami begitu gagah mengenakan jas dan dasi, setiap kali bertugas di kantor perwakilan rakyat. Ya, suaminya dengan cerdik berhasil memastikan satu kursi legislatif daerah.

Mendadak suaminya jadi inspirasi, kehebatannya menjadi referensi. Para politikus pemula pun silih berganti konsultasi.

Datang lagi suatu godaan yang lebih menantang, perebutan kursi kepala daerah ingin diikuti suaminya. Sang istri sempat mengingatkan, “Tidakkah ini terlalu cepat?” Terlebih suami lagi-lagi menambah utang, ongkos politik tampaknya makin mahal.

Suaminya pun bersemangat, “Biar cepat asal selamat!”

Istri percaya dengan tangan emas pujaan hatinya. Apalagi yang dapat dilakukan istri salehah selain mendukung penuh suami tercinta.

Mujur tak dapat diraih, malang tidak dapat ditolak. Sayangnya kali ini sang suami tergelincir. Memang hitung-hitungan di atas kertas dari lembaga survei selalu mengunggulkan suaminya sebagai pemenang, akan tetapi hitungan dari kotak suara jauh berbeda. Suaminya kalah telak dalam pilkada. Apa mau dikata!

Kini, dengan sepenuh kasih sang istri merawat suaminya yang mulai menunjukkah gejala gangguan psikologis. Tidak masalah baginya harus berkorban demi memulihkan kondisi suami, bukankah demikian bakti istri.

Namun, yang membuat mentalnya nyaris jebol adalah silih berganti datangnya para penagih utang. Saat dulu meminjam uang, mereka menyambut dengan wajah manis, giliran menagih utang yang datang orang-orang bertampang sangar penuh kekasaran.

Bukan waktu yang tepat bagi kita menghitung benar atau salah dalam contoh kasus di atas. Apa mau dikata, nasi sudah jadi bubur, hutang telah menjadi bak hantu yang gentayangan. Satu-satunya cara terbaik adalah bersikap tenang, dan mencari solusi.

Tentunya kejadian pahit begini bukan hanya di bidang politik, siapapun dapat saja terjerat utang, siapa saja dapat mengalami perihnya dikejar debt collector. Utang piutang merupakan problema manusia sejak dahulu kala.

Dari itu pula, agama suci turut mengulasnya, sebab Islam menginginkan umatnya hidup damai, tanpa dikejar-kejar timbunan utang.

Berhubung utang tergolong suatu masalah (yang berat malah), maka kepada siapa lagi kita mengharapkan pertolongan terbaik, kalau bukan kepada Allah Swt. Tidak perlu malu memohon pembebasan dari jeratan hutang kepada Tuhan, sekalipun mungkin saja di antara utang itu adalah akibat kelalaian diri kita sendiri.

Begitulah agungnya Allah, yang mengampuni sekaligus memberi solusi. Allah menginginkan yang terbaik dalam kehidupan hamba-Nya, dan menyediakan jalan keluar bagi setiap persoalan.    

Dari itu pula Nabi Muhammad dalam hadis sucinya mewariskan doa agar terlepas dari jeratan utang. Asyiknya lagi, doa yang amat berharga ini tercantum dalam suatu dialog inspiratif.

Syaikh Hamid Ahmad Ath-Thahir Al-Basyuni dalam Ensiklopedia Doa (2019: 508) menceritakan:
 Diriwayatkan dari Abu Sa'id Al-Khudri, bahwasanya Nabi bersabda kepada Abu Umamah Al-Anshari, “Maukah kamu aku ajari suatu doa yang kalau kamu baca niscaya Allah akan menghilangkan kesedihanmu dan membayarkan utangmu?”

Ia menjawab, “Tentu, wahai Rasulullah.”

Beliau bersabda, “Jika kamu berada di waktu pagi atau di waktu petang, bacalah, ‘Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari bingung dan sedih. Aku berlindung kepada-Mu dari lemah dan malas. Aku berlindung kepada-Mu dari lilitan utang dan kesewenang-wenangan para pemimpin.”

Sesungguhnya inilah doa mohon perlindungan dari berbagai kondisi yang buruk, di antaranya kebingungan dan kesedihan, kelemahan, kemalasan, dan kesewenang-wenangan.

Siapapun tahu itu semua adalah keburukan yang memilukan. Akan tetapi, Nabi Muhammad tidak ketinggalan menyertakan suatu keburukan yang tak kalah pedihnya, yaitu lilitan utang. Sekali kita terjerat utang, maka akan muncul berbagai keburukan lainnya.

Dan di sinilah kita memahami urgensi dari doa suci ini. Maka, amalkanlah dengan sepenuh hati!

Doa memang dahsyat. Tidak ada yang perlu diragukan lagi terkait dengan hebatnya doa. Akan tetapi, tidak boleh terlupa bagi kita untuk berusaha. Doa akan membuka peluang-peluang menakjubkan agar kita lekas terbebas dari jerat hutang. Karena doa mengandung energi Ilahi dan usaha yang akan merealisasikannya.




Sekali Lagi tentang Nikmatnya Bersabar

Sebelumnya

Anjuran Bayi Menunda Tidur di Waktu Maghrib Hanya Mitos?

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Tadabbur