Ilustrasi/ Net
Ilustrasi/ Net
KOMENTAR

RUMAH tangga yang menyenangkan, tenang, dan bahagia, adalah impian setiap pasangan. Namun ada kalanya di tengah perjalanan ada saja perbedaan-perbedaan yang tidak bisa disamakan, hingga akhirnya memutuskan untuk berpisah.

Bagi pasangan bercerai yang memiliki anak, pola asuh terkadang menjadi kendala. Ya, walaupun telah berpisah tetap saja ingin anak tumbuh sempurna, seperti anak-anak dengan keluarga yang lengkap dan bahagia.

Co-parenting mungkin bisa jadi solusi dalam membesarkan buah hati bersama-sama dengan mantan. Dalam pola asuh ini, kedua orangtua diharapkan berperan aktif dalam mengasuh anak serta terlibat dalam kesehariannya. Co-parenting membantu memenuhi semua kebutuhan anak serta memungkinkan anak memiliki hubungan akrab dengan kedua orangtuanya, meski sudah berpisah.

Tapi pola asuh ini tidak selalu berjalan mulus. Pasti ada saja tantangannya, apalagi jika Anda dan mantan pasangan menjalani perceraian yang penuh pertikaian. Sakit hati, marah, ataupun dendam mungkin masih ada.

Nah, agar co-parenting berhasil, ada beberapa hal yang perlu menjadi perhatian, yaitu:

1. Pisahkan emosi dan tindakan
Menyimpan rasa sakit hati memang wajar, tapi tidak perlu menunjukkannya. Anda bisa mencari pelampiasan positif, seperti curhat dengan keluarga atau teman, berolahraga, atau menjalani hobi.

Pelampiasan positif ini bisa menghindari anak dalam posisi sulit. Selanjutnya, Anda bisa melakukan komunikasi tatap muka langsung, email, chat, atau telepon dengan mantan. Ingat, hindari menjelekkan mantan di depan anak.

2. Perbaiki komunikasi dengan mantan
Anggaplah mantan sebagai rekan bisnis dalam membesarkan anak. Lakukan komunikasi layaknya rekan usaha, jadilah pendengar yang baik, dan kontrol diri untuk tidak bereaksi berlebihan pada mantan.

Anda juga bisa berkomitmen untuk berkomunikasi rutin dengannya. Tapi pastikan komunikasi itu sebatas kepentingan anak saja.

3. Bekerja samalah sebagai satu tim
Usahakan untuk mengambil keputusan bersama mengenai hal penting, seperti pendidikan dan kesehatan. Anda juga bisa membuat kesepakatan dan menerapkan konsistensi pada anak, seperti jadwal kegiatan sehari-hari, aturan yang harus dipatuhi, dan cara mendisiplinkan anak.

4. Bantu anak menjalani transisi kehidupannya
Saat orangtua berpisah, anak akan memiliki kehidupan di dua rumah. Jadi, saat ia harus berpindah ke rumah yang lain (ke rumah mantan), maka bantu dia untuk mengemas barang-barangnya dan berikan pesan agar berperilaku baik di sana.

Ketika Anda sukses menerapkan pola asuh co-parenting ini, maka anak tetap merasa aman dan dicintai oleh kedua orangtuanya, sehingga ia akan muda beradaptasi dengan pola hidup baru setelah perceraian kedua orangtuanya.

Anak juga tetap memiliki kepercayaan diri yang lebih baik, sehat mental dan emosional. Anak juga tetap memiliki contoh yang baik dari orangtuanya, termasuk kemampuan menyelesaikan masalah. Ia dapat melihat bahwa orangtuanya yang sudah berpisah dapat bekerja sama dengan baik.

Tak hanya itu, anak tetap memiliki kehidupan yang konsisten, karena orangtua tetap menerapkan aturan, hukum, dan reward yang sama untuk anak.

 




Strategi Cerdas Mengelola Keuangan untuk Gen Z: Bijak, Kreatif, dan Penuh Perencanaan

Sebelumnya

Tips Hemat Memelihara Kucing Peliharaan: Anabul Sehat, Kantong Terjaga

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Family