Berhijab panjang tak jadi halangan bagi perempuan lulusan Universitas Gadjah Mada (UGM ) ini untuk memberikan arahan strategis bagi para pemain Bima Perkasa/ Foto: Instagram/@kartika_sa
Berhijab panjang tak jadi halangan bagi perempuan lulusan Universitas Gadjah Mada (UGM ) ini untuk memberikan arahan strategis bagi para pemain Bima Perkasa/ Foto: Instagram/@kartika_sa
KOMENTAR

SEJARAH mencatat nama Kartika Siti Aminah sebagai perempuan pertama yang menjadi pelatih klub basket Indonesia Basketball League (IBL).

Gerak-geriknya tangkas. Ia memahami bahwa tugasnya berat. Ia harus mampu membawa timnya bangkit dari rentetan kegagalan. Debutnya bersama Bima Perkasa berakhir kekalahan dari tim Prawira Bandung, tim yang diarsiteki sang guru, David Singleton. Namun kemudian bersama Azzaryan Pradhitya, Indra Muhammad, David Atkinson dan kawan-kawan, Ika membuktikan keperkasaan timnya dengan mengalahkan tim RANS PIK milik Raffi Ahmad (1/2/2022).

Berhijab panjang tak jadi halangan bagi perempuan lulusan Universitas Gadjah Mada (UGM ) ini untuk memberikan arahan strategis bagi para pemain Bima Perkasa. Ia memulai debut sebagai pelatih di liga basket tertinggi Indonesia pada 30 Januari 2022, tiga hari setelah manajemen Bima Perkasa mengakhiri kontrak dengan pelatih sebelumnya, Dean Murray asal Amerika Serikat.

Bagi para pemain Bima Perkasa, sosok Coach Ika bukan orang asing. Ia adalah asisten pelatih Dean Murray. Dan sebelum itu, ia juga asisten pelatih David Singleton yang kini pindah ke Prawira Bandung. Dari Davidlah, Ika belajar banyak tentang ‘meracik’ tim yang tepat. Dikutip dari laman resmi IBL, Ika menyatakan bahwa ia selalu menganggap Coach Dave (panggilan David Singleton-red) sebagai gurunya.

Bukan tanpa alasan pemilik Bima Perkasa, Edy Wibowo, menunjuk Ika sebagai pelatih klubnya. Ika dinilai sangat mengenal kondisi para pemain, terlebih pada musim kompetisi 2021 lalu, Ika juga berkontribusi menyusun skuad Bima Perkasa mendampingi Coach Dave.

Ika dikenal jeli melihat potensi pemain muda. Karena itulah pada tahun lalu ia diserahi tugas untuk merekrut pemain. Karena Ika, Bima Perkasa kini punya sejumlah pemain muda yang siap dibentuk dan beraksi sesuai strategi yang diterapkan.

Perempuan asal Yogyakarta ini telah memulai karier melatih sejak lama. Sebelum sampai di IBL, ia lebih dulu berkecimpung di DBL (Developmental Basketball League). Ika pernah melatih tim SMA Frateran Surabaya dan tim basket putri Universitas Airlangga. Ia kemudian pernah membawa tim Surabaya Fever juara Women’s National Basketball League tahun 2012. Dan sebelum bergabung ke Bima Perkasa, Ika pernah menjadi pelatih tim basket UGM juga tim PON Yogyakarta.

Ia menekuni karier sebagai pelatih karena kecintaannya terhadap olahraga basket sejak usia belia. Ika tercatat pernah menjadi pemain di tingkat Kejuaraan Nasional, PON, hingga menjadi pemain Rajawali Sakti di Kompetisi Bola Basket Wanita (Kobanita). Ia mundur tahun 2008 lalu mulai beralih menjadi pelatih.

Mendiang Kobe Bryant adalah pebasket favoritnya. Di laman media sosialnya, Ika pernah menulis bahwa ia mengagumi dan menghormati bagaimana pemain LA Lakers itu memainkan bola dan bakat fenomenal yang dimilikinya.

“Pemain yang mengajarkan mental yang kuat untuk meraih apa yang kita cita-citakan, take a hardwork, great mentality, enjoy the pain. Do take all you have to do to make a champion, an icon, an idol, a legend,” tulis Ika tentang Kobe.

Bukan sekadar sosoknya yang tercatat sebagai pelatih perempuan pertama di ajang IBL. Tentang itu, ia yakin bahwa ada sejumlah pelatih perempuan lain yang berprestasi. Namun yang membuat salut adalah bagaimana Ika menjaga tindak-tanduk dan adabnya sebagai seorang Muslimah. Ia mendobrak stereotip tanpa melabrak batasan yang ditetapkan dalam agamanya.

In the end, sport is sport, walau banyak rintangan, kekurangan, drama, cedera, mungkin beberapa kepentingan di luarnya, apa yang kita lakukan hanya bisa bertanding sebaik mungkin, berjuang semaksimal mungkin, dari situlah we’ll see how its work.

For me, kita hidup itu hanya disuruh oleh Allah untuk berproses, untuk berikhtiar dengan ilmu-ilmu yang sudah Dia sampaikan kepada kami, semampu yang kita bisa, urusan hasil itu sudah Allah takdirkan dari bagaimana kita berproses jika Allah ridho... pertolongan-pertolongan, kemenangan-kemenangan itu akan datang, ini PASTI, sesuai dengan janji-Nya.

We might not won the championship but we might won some heart on people.

Kami janji, proses kami akan berprogres, insya Allah. Alhamdulillahilladzi bini’matihi tatimmush shalihat. Segala puji bagi Allah, dengan kenikmatan dari-Nya menjadi sempurna semua amal kebaikan.

Dari tulisan yang diunggah jelang penghujung Mei 2021 itu, tak salah rasanya bila kita mengatakan bahwa Ika bukan hanya melatih basket. Baginya, basket menjadi miniatur kehidupan yang berisi perjalanan, pengalaman, pembelajaran, juga perjuangan.

Proses menjadi inti dari setiap langkah manusia karena hasil sejatinya telah menjadi qadarullah. Tanpa integritas dan mentalitas yang kuat, maka akan sulit meraih kemenangan gemilang. Dan semua proses sejatinya menjadi jalan untuk meraih tujuan akhir yang jauh lebih mulia di kehidupan akhirat kelak.

Selamat berjuang, Coach Ika.

Dihimpun dari berbagai sumber




Menutup Tahun dengan Prestasi, dr. Ayu Widyaningrum Raih Anugerah Indonesia Women Leader 2024

Sebelumnya

Meiline Tenardi, Pendiri Komunitas Perempuan Peduli dan Berbagi

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Women