NAMA Muzaffer Kayasan asal Turki menjadi viral karena menderita COVID-19 selama 14 bulan lebih. Dia menjadi orang yang terkena COVID-19 berkelanjutan paling lama yaitu lebih dari 441 hari.
Dilansir Reuters (15/2/2022), pria asal Turki itu pertama kali dinyatakan positif COVID-19 pada November 2020. Hingga saat ini, ia telah menjalani 78 kali tes COVID dan hasilnya selalu positif.
Dokter yang menangani Muzaffer adalah Serap Simsek Yavuz, seorang profesor penyakit menular dan mikrobiologi klinis di Universitas Istanbul. Prof. Serap mengatakan bahwa kasus Muzaffer adalah kasus terlama yang mereka lacak dan sedang dipantau ketat untuk setiap risiko varian yang bermutasi.
Saat awal terdiagnosis, Muzaffer mengira COVID-19 akan menjadi akhir perjalanan hidupnya. Penyebabnya karena ia adalah penderita leukimia.
COVID berkelanjutan yang diderita Muzaffer disebabkan sistem kekebalan tubuh yang melemah akibat kanker yang ia derita. Hal itu membuat Muzaffer menderita gejala yang lebih parah dari masyarakat pada umumnya.
"Saya kira COVID ini adalah seorang perempuan yang terobsesi dengan saya," ujar Muzaffer bercanda setelah mengetahui hasil tesnya, lagi-lagi, positif.
Kini sudah lima bulan lamanya Muzaffer menjalani isolasi mandiri di rumahnya. Sebelumnya, ia menghabiskan sembilan bulan berada di rumah sakit.
Ia sudah terbiasa menyiapkan kebutuhannya sendiri dan menghabiskan waktu sendirian, seperti di depan laptop. Ia hanya bisa memandang lingkungan sekitarnya dari balik jendela. Sesekali ia menemui cucunya, Azra, di pintu kaca belakang rumah. Ia berjanji akan bermain bersama Azra jika dinyatakan sembuh.
Menurut sang putra, Gokhan Kayasan, ayahnya adalah sosok yang positif, penuh semangat. "Namun kini, ia malah selalu menjadi 'positif', seolah-olah terperangkap di lampu merah dan tidak bisa memutar balik," ujarnya.
Dengan hasil tes yang masih positif, Muzaffer tidak memenuhi syarat untuk divaksinasi. Menurut ketentuan di Turki, pasien positif harus menunggu pemulihan penuh untuk bisa mendapat vaksin.
Muzaffer yang hingga kini masih kehilangan indra perasa dan penciumannya itu memohon kepada pihak berwenang untuk setidaknya meringankan pembatasan dalam isolasinya.
KOMENTAR ANDA