Muskaan Khan/ Foto : Courtesy of BBC
Muskaan Khan/ Foto : Courtesy of BBC
KOMENTAR

PROTES kini telah menyebar ke jalan-jalan di seluruh India tentang pro kontra pemakaian hijab di sekolah.

Muskaan Khan, secara tidak sengaja telah menjadi lambang perlawanan perempuan Muslim muda India.

Dalam sebuah video yang viral, mahasiswi 19 tahun tersebut memasuki kampus saat hendak menyerahkan tugas dengan mengenakan pakaian, hijab, dan masker serba hitam, saat sekelompok pemuda bersyal safron—warna oranye kuat kemerahan yang diasosiasikan dengan agama Hindu dan kelompok nasionalis Hindu India—mendekatinya.

"Saya saat itu sedang berjalan menuju kelas ketika mereka mendekati saya. Mereka memutar-mutar syal sambil berteriak mengusir saya. Mereka mengatakan saya tidak diperbolehkan masuk kelas karena mengenakan burkak (burqa)," ujar Muskaan kepada BBC menjelaskan apa yang terjadi dalam video tersebut.

Semakin banyak orang menyuruhnya untuk membuka hijab, Muskaan terus berjalan. Para pemuda yang mengenakan syal safron itu meneriakkan kalimat "Jai Shri Ram" yang artinya "kemenangan bagi Dewa Rama".

Tak gentar, Muskaan pun mengepalkan tangan ke udara sambil meneriakkan kalimat "Allahu Akbar" berkali-kali.

"Saat itu saya marah dan sedikit takut. Tapi setelah saya berteriak Allahu Akbar, saya mendapat keberanian, saya mendapat kekuatan dari Allah," kenang Muskaan.

Muskaan tetap mengenakan hijab saat ke kampus, seperti yang dilakukannya sejak dulu. Muskaan Khan adalah mahasiswi Perguruan Tinggi Pra-Universitas Mandya, Karnataka. Ini tahun keduanya berkuliah.

Manajemen kampus telah menjelaskan kepada para siswi tentang aturan seragam. Sesuai Education Act Karnataka tahun 1995, lembaga pendidikan diberdayakan untuk menentukan seragam sendiri. Dan para peserta didik harus menaatinya. Pemerintah Karnataka telah mengeluarkan larangan penggunaan hijab di area kampus.

Protes telah dimulai ketika sebuah perguruan tinggi persiapan di distrik Udupi, Karnataka menerapkan larangan hijab di dalam kelas. Kala itu foto beberapa siswi berhijab yang mengerjakan tugas di tangga sekolah menarik perhatian banyak kalangan.

BBC melaporkan bahwa SMA dan kampus-kampus ditutup minggu ini menunggu keputusan terakhir pengadilan tinggi Karnataka terkait penggunaan hijab.

Di antara kritik yang banyak beredar adalah minimnya upaya pemerintah untuk berdialog dengan para siswi Muslim. Mereka malah membiarkan opini berkembang luas dan menimbulkan dua kubu bertentangan di antara masyarakat. Polarisasi itu tak pelak memunculkan ketegangan di sejumlah daerah.

Bagi lebih dari 200 juta penduduk Muslim India, hijab bukan sekadar pakaian. Hijab merupakan bagian dari syariah Islam. Tak heran bila demonstrasi menuntut diperbolehkannya hijab juga makin marak.

"Saya berharap semua orang menahan diri untuk tidak mengunggah ke media sosial (hal-hal yang menimbulkan keresahan). Saya memahami, bagi seorang Muslimah maupun nonMuslim, setiap orang berhak untuk membela keyakinannya," kata Muskaan bijak.

Sementara itu dilansir Zee News, Ketua partai politik AIMIM (All India Majlis-e-Ittehadul Muslimeen) Asaduddin Owaisi menyatakan bahwa tindakan Muskaan menjadi sumber keberanian bagi semua Muslim.

Owaisi telah berbincang dengan Muskaan dan keluarganya lewat telepon. Ia mendoakan agar gadis remaja itu teguh dalam komitmennya terhadap pendidikan sekaligus menjalankan kebebasan beragama dengan bertanggung jawab.




Menutup Tahun dengan Prestasi, dr. Ayu Widyaningrum Raih Anugerah Indonesia Women Leader 2024

Sebelumnya

Meiline Tenardi, Pendiri Komunitas Perempuan Peduli dan Berbagi

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Women