Siapa yang ingin dikasihi dan disayangi, ia juga harus menjadi pribadi yang penuh kasih dan sayang terhadap sesama/ Net
Siapa yang ingin dikasihi dan disayangi, ia juga harus menjadi pribadi yang penuh kasih dan sayang terhadap sesama/ Net
KOMENTAR

KASIH sayang adalah perasaan yang tumbuh di hati seorang manusia terhadap dirinya sendiri maupun orang lain.

Dalam sebuah keluarga misalnya, kasih sayang antara orangtua dan anak, kakak dan adik, paman dan keponakan, juga nenek dan cucunya, menjadi sumber kebahagiaan dan kekuatan bagi setiap anggota keluarga. Itulah hakikat home sweet home sebenarnya.

Banyak cara yang menjadi ekspresi kasih sayang antara sesama manusia. Ada yang berupa tutur kata dan perbuatan lemah lembut, namun ada pula yang berwujud kritik atau omelan. Apa pun ekspresinya, niat yang berada di balik itu sejatinya adalah mencurahkan kasih sayang.

Kasih sayang ibarat oasis di padang pasir nan tandus. Limpahan kasih sayang akan sanggup meluluhkan hati yang keras. Namun siapa yang ingin dikasihi dan disayangi, ia juga harus menjadi pribadi yang penuh kasih dan sayang terhadap sesama.

Marilah melihat contoh kasih sayang dalam hubungan guru dengan anak didiknya.

Bagaimana mungkin seorang guru mampu mengarahkan dan membimbing apabila ia tidak menyayangi anak didiknya?

Karena itulah, kasih sayang memiliki peran penting dalam dunia pendidikan. Inilah salah satu faktor utama dalam suksesnya membangun interaksi harmonis antara pendidik dengan anak didiknya.

Kasih sayang sejatinya menjadi jalinan yang alami. Jauh berbeda dengan jalinan yang dibangun atas dasar pemaksaan dan kekerasan. Jika diwarnai keterpaksaan, tidak akan ada ketulusan di dalamnya.

Dan akibatnya, transfer ilmu pengetahuan menjadi sebuah pekerjaan yang teramat sulit dan menyiksa bagi kedua belah pihak.

Ekspresi Kasih Sayang dan Mencintai Kebenaran

Kecintaan pada anak-anak dan remaja merupakan dasar ajaran Islam dan menjadi pedoman dalam aplikasinya sehari-hari. Nabi Muhammad saw. sangat mencintai anak-anak dan berbuat baik kepada mereka. Rasul mengatakan dalam sabdanya, “Cintailah anak-anak dan sayangilah mereka.” (HR. Ath-Thahawi)

Maka, orangtua harus menunjukkan ketulusan cintanya kepada anak hingga anak akan membalas dengan sikap yang sama. Ketika ia mendapat siraman kasih sayang, akan mudah baginya untuk meneruskan siraman kasih sayang itu kepada orang lain.

Secara psikologis, seorang anak membutuhkan kasih sayang dan perhatian dari orangtuanya. Jika ini sudah tercukupi, maka anak tidak akan mencari pelampiasan lain dalam pergaulannya.

Karena itulah orangtua harus mampu mencerminkan perilaku kasih sayang dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu contoh yang diajarkan Nabi Muhammad saw. adalah cara orangtua mencurahkan kasih sayang dengan memberi ciuman kepada anak. “Perbanyaklah mencium anak-anakmu, karena setiap ciuman memiliki derajat tersendiri di surga.” (HR. Bukhari)

Hadis Nabi Muhammad tentang mencium anak sebagai ekspresi kasih sayang secara fisik sebagai interaksi yang konkret dalam hubungan orangtua dan si buah hati. Banyak ahli parenting sepakat dengan pesan Rasulullah tersebut bahwa memeluk anak dan mencium anak setiap hari mendukung perkembangan serta penyempurnaan mental dan spiritual anak. Dengan merasa disayangi dan dicintai, anak merasa dirinya berharga dan percaya diri.

Sebaliknya, jika hubungan orangtua-anak terasa dingin dan hambar, akan berujung pada keringnya ruh dan jiwa. Kondisi itu akan menggiring anak lebih mudah tergoda melakukan hal-hal negatif dan amoral.

Tak bisa dipungkiri, anak-anak yang berbuat nakal dan membuat kerusakan di luar rumah mayoritas adalah mereka yang tak mendapat limpahan kasih sayang tulus dari orangtua dan orang-orang terdekat mereka.

Mereka kerap mencari perhatian, yang sayangnya justru menggunakan cara-cara yang tidak terpuji. Pada umumnya, ketika anak tak mendapat kasih sayang dari rumah, maka kondisi itu akan terbawa ke sekolah.

Kita membaca banyak kasus guru yang kesulitan mengatur anak didiknya bahkan anak tersebut kadung dicap sebagai anak nakal atau biang kerok di sekolah. Karena itulah rumah harus menjadi fondasi kuat dalam urusan kasih sayang.

Meski demikian, mencurahkan kasih sayang kepada anak tidak bisa disamakan dengan memanjakan anak dan bersikap permisif terhadap semua keinginannya.

Allah Swt., Sang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, telah menjelaskan konsep cinta dalam Al-Qur’an. “(Yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berbuat kebajikan.” (Ali Imran: 134)

Dalam ayat tersebut, disebutkan bahwa Allah mencintai hamba-Nya yang berbuat kebajikan, yaitu hamba yang menjaga amal salehnya di waktu lapang maupun sempit, mampu menahan amarah, serta memaafkan kesalahan orang lain. Kesadaran untuk berbuat kebajikan itulah yang juga harus selalu ada dalam limpahan kasih sayang orangtua terhadap anak.

Kasih sayang bukan hanya diwujudkan untuk kenyamanan di dunia tapi juga bagaimana membentuk kesalehan anak untuk istiqamah dalam berbuat kebajikan. Karena dengan mengerjakan kebajikanlah, anak tak hanya disayangi oleh orangtuanya tapi juga dikasihi oleh Sang Maha Pencipta.

Contoh lain disebutkan dalam sebuah hadis.




Sekali Lagi tentang Nikmatnya Bersabar

Sebelumnya

Anjuran Bayi Menunda Tidur di Waktu Maghrib Hanya Mitos?

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Tadabbur