PERNAH dengar istilah paranoid? Rasa tidak percaya kepada orang lain secara tidak realistis atau merasa dianiaya?
Beberapa orang yang pernah mengalami hal buruk, terkadang bisa menjadi orang yang paranoid. Jika dibiarkan, paranoid yang tingkatannya sudah sangat ekstrem bisa menjadi tanda ia telah terkena penyakit jiwa.
Dalam istilah psikologi, paranoid disebut PPD (Paranoid Personality Disorders). Biasanya sering dialami laki-laki dan muncul pada usia remaja. Tapi tidak jarang anak-anak juga bisa menjadi paranoid.
Sayangnya sampai sekarang belum bisa dipastikan apa penyebab seseorang bisa menjadi paranoid. Tapi faktanya, PPD biasa terjadi pada orang yang memiliki riwayat gangguan mental tertentu. Bahkan, bisa juga karena faktor genetik, lho.
WebMD pernah merangkum beberapa penyebab dan faktor risiko dari gangguan paranoid ini, yaitu:
1. Trauma psikologis, terutama bagi korban kekerasan seksual, KDRT, atau bullying.
2. Mengalami stres berat, tekanan batin, hingga burnout.
3. Memiliki riwayat gangguan mental tertentu seperti skizofrenia, gangguan kecemasan, dan depresi.
4. Insomnia berat.
5. Gangguan pada otak karena penyakit tertentu seperti epilepsi, demensia, dan stroke.
6. Gaya hidup yang tidak sehat, seperti pecandu alkohol, perokok, dan obat-obatan terlarang.
Ketika orang dengan risiko ini menunjukkan gejala berat seperti selalu curiga kepada orang lain (menganggap orang di sekitar memiliki niat jahat), enggan curhat karena khawatir akan dijadikan senjata untuk menyerangnya, susah tidur, susah bekerja dalam tim, tidak bisa memahami diri sendiri, mudah marah, perfeksionis, keras kepala dan merasa selalu benar, ketakutan dan kecemasan berulang, ragu akan kebaikan dan kesetiaan orang lain, serta cenderung mengisolasi diri, maka itu bisa dianggap ia sedang dalam tahap menjadi paranoid.
Cara Penanganan
Ketika menemui ciri-ciri demikian pada orang terdekat, sebaiknya segera ajak ia untuk berkonsultasi dengan dokter jiwa. Ketika sudah terdiagnosis, biasanya dokter akan melakukan langkah-langkah penangan seperti terapi bicara dan pemakaian obat-obatan.
Penanganan pasien dengan keluhan paranoid ini memang tidak mudah. Sebab penderita cenderung tidak percaya orang lain, termasuk dokter jiwa atau psikolog. Jika ingin mendapat penanganan, pasien terlebih dulu harus memiliki motivasi dan keinginan untuk sembuh. Dukungan dari orang-orang terdekat juga mengambil peran penting dalam penyembuhannya.
Karena jika tidak, kemungkinan ia akan mengalami komplikasi sangat besar. Misalnya, sulit menjalani kehidupan yang dianggapnya kurang fungsional, tidak mampu mempertahankan pekerjaan, atau berinteraksi sosial yang positif.
Apakah Paranoid Bisa Dicegah?
Sayangnya, sejumlah ahli menegaskan kalau paranoid ini tidak bisa dicegah, bahkan bisa saja dialami oleh anak-anak. Walau begitu, sebagai orang yang menyayanginya, tidak ada salahnya kita membantu mereka dengan gaya hidup sehat serta terapi.
Dan yang terpenting, sadarkan diri sendiri, beri motivasi untuk sembuh. Jangan pernah memberi penolakan terhadap keadaan yang sebenarnya dan segera hubungi dokter profesional untuk mengatasi hal tersebut.
KOMENTAR ANDA