SEORANG perempuan hamil difoto saat melarikan diri dari reruntuhan rumah sakit yang dibom tentara Rusia.
Foto Mariana Vishegirskaya yang sedang hamil besar, dengan wajahnya berlumuran darah, menuruni tangga yang dipenuhi puing-puing, dibagikan secara luas di tengah kemarahan atas serangan bom di rumah sakit Mariupol, Ukraina.
Berdasarkan keterangan keluarga, perempuan itu diberitakan telah melahirkan bayi perempuan. Perwakilan Ukraina untuk PBB Sergiy Kyslytsya mengatakan bayi itu diberi nama Veronika.
Perwakilan Ukraina untuk PBB menunjukkan foto Mariana dan bayinya pada Jumat sore dengan tujuan membagikan kabar membahagiakan.
"Nona Mariana, perempuan hamil itu melahirkan anak perempuan yang sehat tadi malam. Namanya Veronika. Dia di sini bersama ayahnya. Tidak peduli apa kebohongan Rusia tentang dirinya, keluarganya, dan kejadian itu," kata Sergiy.
Dia juga mengatakan bahwa lebih dari 1500 warga sipil telah dibunuh di Mariupol, dengan keadaan tanpa air atau listrik selama berhari-hari setelah dikepung oleh pasukan Rusia. Upaya untuk membangun koridor evakuasi telah gagal.
Ukraina menyatakan tiga orang, termasuk seorang anak, tewas dalam serangan di rumah sakit Mariupol.
"Untuk pertama kalinya sejak Perang Dunia Kedua, orang dimakamkan di kuburan massal di kota-kota Ukraina," kata Sergiy.
Sergiy mengecam "kebohongan" Rusia tentang Mariana. Ia mengangkat foto Mariana dan bayinya selama pidato di PBB.
Mariana menjadi subyek kampanye disinformasi Rusia setelah pengeboman. Kedutaan Rusia di Inggris men-tweet teori konspirasi bahwa Mariana adalah seorang aktris dan suasana pasca-serangan itu telah direkayasa.
Namun, tim pencari fakta BBC menemukan bukti yang bertentangan dengan klaim tidak berdasar Rusia tersebut.
Twitter kemudian menghapus tweet kedutaan Rusia dengan mengatakan bahwa Rusia melanggar aturan "berkaitan dengan penolakan peristiwa kekerasan".
Pihak Rusia juga menyebarkan klaim secara online bahwa Mariana tidak pernah hamil.
Padahal perempuan yang berprofesi sebagai beauty blogger itu sudah mengunggah foto kehamilannya pada bulan Januari—beberapa minggu sebelum invasi Rusia ke Ukraina. Mariana bahkan menulis pertanyaan kepada para followernya, apakah ia akan melahirkan anak perempuan atau laki-laki.
Banyak perusahaan teknologi mulai memblokir saluran media pemerintah Rusia dalam upaya mengatasi disinformasi.
Pada hari Jumat (11/3/2022), YouTube menjadi raksasa teknologi terbaru yang memblokir saluran yang terkait dengan media yang didanai pemerintah Rusia.
Layanan streaming video tersebut menyatakan memiliki kebijakan "melarang konten yang menyangkal, meminimalkan, atau meremehkan peristiwa kekerasan yang terdokumentasi dengan baik".
KOMENTAR ANDA