MENDAMPINGI tumbuh kembang setiap anak menjadi pengalaman yang tentu saja berkesan bagi setiap orangtua. Terlebih bila ayah dan bunda memiliki anak lebih dari satu dengan karakter yang berbeda-beda. Setiap anak sejatinya memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing yang membuat mereka menjadi pribadi yang unik.
Keteladanan dan kesabaran adalah kunci penting dari segala upaya yang kita lakukan untuk mendampingi tumbuh kembang si kecil. Selain itu, ada beberapa hal yang perlu kita ingat nih ayah bunda, jangan lakukan hal-hal berikut ini agar anak tak mengalami hambatan dalam tumbuh kembangnya. Apalagi sampai merusak hubungan antara anak dan ayah bunda. Apa sajakah hal tersebut?
1. Usahakan Jangan Mengumbar Janji
Anak paling bahagia bila orangtuanya menepati janji. Bagi mereka janji orangtua adalah pembuktian kasih dan sayang. Mereka menaruh harapan besar akan itu. Terlalu sering mengingkari janji lambat laun akan membuat anak kehilangan kepercayaan pada ayah dan bunda. Apalagi bila tanpa penjelasan yang bisa diterima, makan jangan heran bila anak akan merasa 'jauh' dari orangtuanya.
2. Jangan Menghukum Secara Fisik
Wajar bila sesekali anak melakukan kesalahan. Itu adalah bagian dari tugas orangtua menunjukkan pada kebenaran. Sampaikan nasehat dan saran yang tepat, jangan membiasakan memberi hukuman fisik, apalagi sampai menciderai. Terbiasa hidup di bawah kekerasan akan membuat anak berpikir bahwa semua masalah bisa selesai dengan kekerasan pula. Bisa dibayangkan akibatnya ya, ayah bunda? kekerasan akan melahirkan kekerasan lain secara terus menerus.
3. Hindari Perlakuan Sesuka Hati, Utamakan Perasaannya
Sama dengan orang dewasa, anak juga memiliki perasaan. Untuk itu, penting untuk orangtua juga memperhatikan perasaan mereka. Ada kalanya ayah dan bunda sedang dirundung masalah, tetap tidak dibenarkan untuk menuangkan kekesalan pada anak. Hal ini akan membuat mereka terluka, sekaligus bingung. Anak bisa menjadi lebih sensitif terhadap orangtuanya dan kehilangan kepercayaan. Sedih sekali bila itu sampai terjadi ya bun?
4. Jangan Ego
Sebagai informasi, bayi mulai menyadari tentang konsep ego bahkan sejak mereka berusia 1 tahun. Secara perlahan mereka akan mempunyai cara berpikir dan melakukan tindakan dengan cara mereka.
Saat orangtua suka memaksakan kehendak mereka dan tidak mau mendengar pendapat anak, ini dapat melukai harga diri anak. Orangtua yang sering melakukan tindakan ini bisa membuat anak mempunyai rasa rendah diri dalam membuat keputusan sendiri.
Mereka beresiko untuk mengambil keputusan dan bertindak tanpa akal sehat. Untuk itu, penting untuk orangtua menghargai pemikiran anak dan tidak memaksakan kehendak tanpa alasan yang jelas.
5. Jangan Selalu Mengiming-imingi Hadiah
Seringkali orangtua sering melakukan ini sebagai iming- iming. Orangtua juga menggunakan hadiah dengan dalih menebus kesalahan. Padahal, tindakan ini sangat beresiko karena menanamkan logika pada anak bahwa semua kesalahan bisa ditebus secara materil. Anak juga akan berpikir kalau semakin besar atau semakin banyak hadiah akan efektif menyenangkan hatinya kembali.
Nah, akhirnya anak terdorong untuk meminta hadiah yang lebih besar lagi. Jadi, hindari untuk menebus rasa bersalah pada anak dengan hadiah. Jauh lebih bijak jika orangtua meminta maaf langsung pada anak dan menunjukkan upaya untuk memperbaiki kesalahan ya bun..
6. Ups! Menyuruh Anak Ini Itu, Sementara Orangtua Tidak Melakukannya
Anak adalah pengamat ulung. Hampir setiap tindakan dan nada bicara orangtuanya akan mereka serap layaknya sebuah spons. Untuk itu, saat Ayah Bunda menyuruh anak melakukan sesuatu, cobalah untuk memberi contoh melakukannya. Jika tidak demikian, anak berpotensi kehilangan kepercayaan pada orangtuanya. Perintah orangtua akan terdengar seperti omelan belaka. Dan karena orangtua tidak melakukannya, jangan harap anak akan melakukannya juga lho!
7. Stop Terlalu Mengurusi Semua Tingkah Laku Anak
Sering orangtua ingin ikut campur semua aktivitas anak dengan dalih perhatian. Bahkan untuk hal- hal kecil pun, tidak jarang orangtua yang memutuskan dan menentukan untuk anak. Melindungi anak memang benar kewajiban orangtua. Akan tetapi, saat orangtua bersikap terlalu melindungi, anak bisa telat mandiri. Hindari bersikap terlalu protektif pada anak. Biarkan mereka belajar mengambil keputusan sendiri dan bertanggungjawab terhadap keputusan yang mereka ambil.
8. Hindari Membesar- besarkan Kesalahan Anak
Semua orang bisa membuat kesalahan, terutama anak- anak. Ada orang yang menjadikan kesalahan ini sebagai batu loncatan, dan ada juga yang justru semakin takut untuk mencoba. Yang membedakan orang- orang ini adalah perilaku mereka dalam menghadapi kesalahan. Sikap orangtua yang bijak saat anak gagal adalah memberi semangat dan dorongan pada anak.
Tenangkan mereka, dukung mereka dan yakinkan mereka untuk mencoba kembali dan berani menghadapi tantangan baru. Jika saat anak gagal atau melakukan kesalahan, lalu orangtua menunjukkan ekspresi kecewa atau merespon berlebihan, anak akan merasa bersalah.
Perasaan ini bisa membuat mereka takut menghadapi tantangan baru dan takut gagal lagi. Kegagalan adalah kesuksesan yang tertunda. Jadi, alih- alih membesarkan kesalahan anak, ajaklah mereka untuk mencoba lagi.
9. Ragu Mengekspresikan Diri di Depan Anak
Ada orangtua yang berpikir bahwa terlalu mengekspresikan rasa sayang bisa membuat anak tumbuh menjadi manja. Padahal, bukankah Anda memang menyayangi anak Anda? lalu, mengapa harus malu dan ragu mengekspresikan rasa sayang sebagai orangtua?
Sadarkah Ayah Bunda, anak- anak merasa sangat berharga saat mendengar dan merasakan ekspresi kasih sayang dari orangtuanya? Penting untuk membangun bonding dengan cara mengekspresikan kasih sayang dan bersikap positif.
Sumber: parentingcenter.id
KOMENTAR ANDA