Ilustrasi/ Net
Ilustrasi/ Net
KOMENTAR

SHALAT merupakan pilar terpenting dalam Islam setelah syahadat. Sebagai orangtua tentulah kita sangat berharap memiliki anak-anak yang konsisten menjalankan shalat sejak dini.

Tentunya ayah dan bunda ingin kewajiban shalat dilakukan anak dalam keseharian tanpa disuruh apalagi dipaksa? Memang tidak selalu mudah ya bund, tapi bisa kok membuat anak meresapi makna shalat yakni sebagai kebutuhan batin mereka sepanjang hidup. Beberapa tips berikut mungkin bisa ayah dan bunda coba agar buah hati kita taat pada kewajiban shalat.  

Dimulai dari Memberi Contoh

Ayah dan bunda tahu dong ungkapan anak adalah peniru ulung? Nah, biasakan anak melihat bagaimana kita bergegas mengambil air wudhu, mengenakan mukenah dan menggelar sajadah saat azan terdengar. Sebagai orangtua, jelas kita adalah contoh utama bagi anak tentang apa artinya menjadi seorang Muslim. Bila kita memprioritaskan shalat dan tidak pernah menunda atau melewatkannya, anak akan merekam hal tersebut dan bertumbuh dengan memahami betapa pentingnya shalat itu.

Shalat Berjemaah di Rumah

Usahakan untuk shalat berjemaah setidaknya sekali sehari bersama seluruh anggota keluarga. Ajak dan panggil si kecil untuk shalat bersama walau ia belum hafal bacaan dan gerakannya.

Jangan sungkan ingatkan Ayah untuk mengajak anak-anak laki-laki salat Jumat sesering mungkin ya, bund. Shalat Jumat berjamaah di masjid sangat penting dan akan memberi anak rasa identitas yang kuat termasuk dorongan untuk jadi lebih rajin shalat!

Dimulai Sejak Dini

Diriwayatkan Abu Daud, Nabi Muhammad Saw. bersabda

“Perintahkan anak-anak kalian untuk melakukan shalat saat usia mereka tujuh tahun, dan pukullah mereka (jika meninggalkannya) saat usia sepuluh tahun. Dan pisahkan tempat tidur mereka.”

Dalam hadis itu, Nabi Muhammad Saw. menganjurkan orang tua untuk memukul anaknya apabila meninggalkan salat pada usia 10 tahun. Namun dalam video yang diunggah di YouTube oleh kanal “Semua Murid Semua Guru”, Ustaz Quraish Shihab menjelaskan bahwa Anda harus bijak dalam memahami arti kata memukul dalam hadis tersebut. Sebab, kata memukul atau “dharaba” dalam Bahasa Arab, memiliki tafsir yang luas.

“Orang yang berjalan itu juga dinamai “memukul” bumi. Mereka yang mendendangkan lagu di telinga anak juga dikatakan “memukul-mukul” telinga,” jelas Quraish Shihab dalam video itu.

Ia lalu memaparkan yang perlu ditanamkan pada anak adalah kebiasaan untuk salat sejak dini. Dengan begitu, tanpa dipaksa dan tanpa harus menunggu usia 10 tahun pun, anak akan merasa butuh untuk menjalankan ibadah salat.

Siapkan Gambar

Terkadang anak sulit memahami hal yang abstrak. Mereka bisa dengan sangat baik merespons gambar atau isyarat-isyarat visual.

Maka bantulah anak memahami dan mengingat waktu shalat dengan media visual, misal  ayah bunda menggantungkan gambar gerakan-gerakan shalat di kamarnya, atau jarum jam yang menunjukkan 5 waktu salat.

Ide lainnya, buatkan anak papan shalat. Untuk setiap salat yang dilakukan anak tepat waktu, mereka bisa menempelkan stiker orang tersenyum atau mewarnai gambar bintang dengan warna kuning. Katakan pada anak, ini jadi tanda atau pengingat bahwa Allah senang ia sudah melakukan shalat.

Sebaliknya bila shalatnya terlambat atau bahkan terlewat, stikernya orang bersedih atau warna bintangnya jadi hitam sebagai pengingat bahwa Allah tidak suka kalau kita meninggalkan shalat.

Sediakan Ruang Khusus

Ayah Bunda, siapkan ruang atau setidaknya sudut khusus untuk salat di rumah. Anak-anak akan mengerti betapa pentingnya salat yang bahkan sampai memiliki ruang khusus di rumahnya. Ajari juga anak bahwa ruangan ini adalah ruang istimewa yang hanya digunakan untuk salat dan harus dijaga kebersihan serta kerapihannya.

Kenalkan pada Allah

Agar memiliki koneksi spiritual yang baik, sampaikan pada anak sejak dini  tentang bagaimana Allah menyayanginya, menciptakan segalanya dan bagaimana Allah menyediakan semua yang kita nikmati, dan akan melindungi mereka.

Ajarkan Mencintai Rasulullah

Bacakan anak cerita tentang kehidupan, perjuangan dan ajaran Nabi Muhammad Saw. Sampaikan bagaimana kita harus meneladani perilaku beliau.




Mengajarkan Anak Usia SD Mengelola Emosi, Ini Caranya

Sebelumnya

Jadikan Anak Cerdas Berinternet Agar Tak Mudah Tertipu Hoaks

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Parenting