Ilustrasi/ Net
Ilustrasi/ Net
KOMENTAR

BERUNTUNGLAH orang yang mengenali kepribadian luhur Uwais al-Qarni, karena tak tanggung-tanggung dirinya demikian termasyhur di kalangan penghuni langit.

Tidak pernah Nabi Muhammad bertemu muka dengannya, tetapi beliau menyebutkan keunggulan Uwais al-Qarni, bahkan menganjurkan para sahabat untuk bertemu muka dengan lelaki tersebut untuk memintakan doa darinya.

Ahmad Mustafa Mutawalli dalam buku Syama’il Rasulullah (2019: 91) menerangkan, pemberitahuan Nabi Muhamamd saw. tentang Uwais al-Qarni, ketika Umar berkata, “Rasulullah saw. bersabda kepada kami, ‘Sesungguhnya seorang lelaki dari Yaman akan datang kepada kalian dan dia tidak meninggalkan seorang pun di Yaman selain ibunya. Dia mempunyai penyakit belang, kemudian dia berdoa kepada Allah untuk menghilangkannya, dan Allah mengabulkan doanya kecuali tempat dinar yang dinamakan Uwais. Maka barangsiapa di antara kamu yang bertemu dengannya mohonlah kepadanya untuk memintakan ampun untukmu.” (HR. Muslim)

Umar bin Khattab adalah di antara sedikit orang yang beruntung berjumpa dengan pemuda tersebut. Berbekal ciri-ciri  fisiknya yang diceritakan Rasulullah, Umar pun menemukan Uwais yang demikian termasyhur di langit.

Lha, tidak pernah berjumpa, dari mana pula Nabi Muhammad mengetahui perihal Uwais al-Qarni?

Ya, tentu saja informasi itu diperoleh beliau dari berita langit.

Allah melalui malaikatnya yang mengabarkan tentang kedahsyatan pribadi Uwais yang memang menakjubkan. Sungguh langka manusia yang mampu melakukan pengorbanan spektakuler seperti yang pernah dipersembahkannya.

Lantas apakah yang dilakukan oleh Uwais yang keren itu?

Dia menggendong ibunya demi menunaikan ibadah haji. Jarak yang ditempuhnya tidak main-main, dari Yaman jalan kaki ke Mekah. Apabila dilihat dari googlemap, jarak yang ditempuhnya lebih dari 1100 km.

Dengan naik pesawat saja capeknya terasa merontokan tulang belulang, terlebih lagi jika menempuhnya berjalan kaki, apalagi sambil menggendong ibu.

Tidaklah mengherankan bila Veni Hadju dalam buku Pesan Dakwah Seorang Profesor (2018: 205) menyampaikan kesan, namanya Uwais al-Qarni, seorang yang hidupnya sangat miskin namun taat beribadah kepada Allah siang malam dan cinta kepada ibunya. Dia menggendong ibunya yang lumpuh dari Yaman untuk menunaikan haji. Kecintaannya kepada ibunya menjadikan rahmat Allah turun kepadanya.

Kita garis bawahi ya, bahwa rahmat Allah pun turun pada Uwais! Berupa apa? Berikut ini paparannya:

Berbagai cara aneh, ganjil, berbahaya bahkan yang beraroma dosa dilakukan orang-orang demi meraih prediket terkenal. Sementara Uwais al-Qarni tidak terkenal di bumi, melainkan termasyhur di langit.

Tidak ada salahnya menjadi insan yang populer, tetapi akan lebih bermakna besar jika kita terkenal disebabkan amal kebajikan yang menakjubkan.

Kalau yang dilakukan hanyalah hal yang biasa-biasa saja, tidaklah mungkin populer di mata publik. Dari itulah berbagai hal ekstrim dilakukan orang demi mengatrol ketenarannya.

Dan apa yang dilakukan Uwais luar biasa ekstrimnya, kiranya belum ada manusia yang mampu menandinginya. Paling yang biasa terjadi pengantin pria menggendong istrinya, itu pun hanya di hari pernikahan. Kalau orang yang menggendong ibunya naik haji, sejauh ini baru Uwais yang memecahkan rekor tersebut.

Ekstrim sih ekstrim, tetapi perbuatan ekstrim yang kita lakukan itu hendaknya tetap dalam bingkai amal kebaikan, persis seperti yang dilakukan Uwais. Sehingga ketenaran itu dapat menjadi inspirasi dalam kebaikan yang lebih luas.

Sejatinya Uwais tidak berhasrat menjadikan dirinya terkenal, dan faktanya di bumi dirinya tidaklah ngetop. Bahkan tidak banyak pula umat Islam yang benar-benar mengenali sosok dirinya. Namun, Uwais mendapatkan ketenaran yang paling impresif, yaitu ngetop di kalangan penghuni langit.

Lagi pula, kalau dipikir-pikir, apa sih hebatnya terkenal di kalangan manusia? Hati manusia itu lekas bolak-balik, sekarang sayang esok jadi benci, hari ini memuja setinggi langit, besok pagi menghempaskan kita ke jurang kepedihan.

Ada lagi lho yang perlu direnungkan!

Kalau dulunya pernah terkenal karena pamer kekayaan, maka di pengadilan akhirat harta benda itulah yang akan membuat persidangan kita lalui teramat berat. Kalau dahulunya terkenal dikarenakan umbar aurat, kelak di neraka aurat itulah yang menanggung siksa nan pedih. Kalau dahulunya terkenal dikarenakan lidah nan tajam, di akhirat pula lidah itu memikul akibat dari dosa-dosanya.

Maka, silahkan pilih cara terkenal dengan hal-hal yang akan membuat kita tersenyum melihatnya kelak di mahkamah Ilahi. Sebaiknya, sekiranya takdir itu menghendaki kita terkenal, cukuplah penghuni langit yang mengenali diri kita atas kebaikan spektakuler yang dilakukan.




Sekali Lagi tentang Nikmatnya Bersabar

Sebelumnya

Anjuran Bayi Menunda Tidur di Waktu Maghrib Hanya Mitos?

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Tadabbur