Ilustrasi/ Net
Ilustrasi/ Net
KOMENTAR

PERNAHKAH Anda mengalami batuk sampai berbulan-bulan atau yang dikenal dengan sebutan batuk 100 hari ?

Jelas sangat mengganggu dan melelahkan sekali ya! Lalu seperti apa sih batuk 100 hari itu? Perlukah batuk jenis ini diobati atau bisa hilang sendiri tanpa harus menelan obat?

Batuk dalam waktu lama ini biasa dikenal dengan sebutan batuk rejan, dalam bahasa medis disebut sebagai penyakit pertussis. Pertussis disebabkan oleh bakteri Bordetella pertussis, bakteri ini dapat menular dari orang yang terinfeksi ke orang lain melalui udara atau dahak pasien.

Bakteri ini bisa ada di lingkungan sekitar kita dan orang yang memiliki daya tahan tubuh rendah sangat mudah terkena infeksi bakteri ini. Sekitar 60 persen penyakit ini diderita oleh anak-anak di bawah usia 10 tahun.

Mengapa disebut batuk 100 hari karena sebelum ditemukannya antibiotik, perlu waktu 3 bulan atau 100 hari untuk menyembuhkannya. Akan tetapi setelah ditemukannya antibiotik penyembuhannya bisa lebih cepat, kurang dari 100 hari.

Gejala Pertussis

Batuk ini umumnya muncul 5-20 hari setelah orang terinfeksi dan ditandai dengan flu, batuk, pilek, radang tenggorokan dan biasanya disertai dengan demam. Biasanya berupa batuk kering, sesak napas dan kesulitan bernapas.

Biasanya dokter bagian paru akan melakukan evaluasi jika seseorang sudah mengalami batuk lebih dari 2 minggu. Untuk mendiagnosis penyakit ini dilakukan pemeriksaan suap tenggorokan dan mengambil dahaknya untuk melihat ada bakteri ini atau tidak.

Bagaimana mencegah batuk 100 hari? tentunya dengan menghindari atau menjaga jarak dengan orang yang terinfeksi, segera deteksi dini jika mengalami batuk yang disertai dengan sesak napas
dan melakukan vaksinasi DPT (Difteri Pertussis Tetanus).

Jadi ingat ya, penyakit batuk 100 hari tidak bisa hilang dengan sendirinya tanpa adanya bantuan obat seperti antibiotik, serta deteksi penyakit sedini mungkin untuk mencegah terjadinya komplikasi akibat pertussis.




Hindari Cedera, Perhatikan 5 Cara Berlari yang Benar

Sebelumnya

Benarkah Mengonsumsi Terlalu Banyak Seafood Bisa Berdampak Buruk bagi Kesehatan?

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Health