ilustrasi/ Net
ilustrasi/ Net
KOMENTAR

BERAGAM reaksi anak saat mendengar nasihat orangtua. Ada yang membantah langsung, ada yang sibuk dengan handphonenya, malah ada yang pergi meninggalkan orangtuanya begitu saja.

Kadang merasa kesal ya bund? Wajar kok, tapi ingat, sebagai orangtua kita juga harus bijak berintrospeksi diri apakah cara kita menasihat anak sudah benar atau justru bikin mereka tampak kesal.

Deborah MacNamara, Ph.D., seorang konselor anak dari Kanada mengatakan, tindakan anak menolak, melawan, dan menentang adalah sifat alami manusia. Apalagi jika Anda merasa dikendalikan dan dipaksa untuk melakukan sesuatu. Seperti dilansir dari Huffington Post Canada.

Tak hanya anak, Anda mungkin merasakan hal yang sama saat ada seseorang yang mendikte Anda soal apa yang harus Anda lakukan. Nah, wajar bagi anak membantah mengingat usia yang belum mencapai kedewasaan untuk memahami alasan orangtuanya mengatur atau menasihati.

Agar Anda lebih memahami isi pikiran si kecil dan bisa lebih efektif berkomunikasi, simak lima alasan mengapa si kecil kadang membantah.

1. Terkadang Kita Menggunakan Kalimat yang Bertele-tele
Anak tidak akan fokus pada apa yang Anda sampaikan bila Anda menggunakan kalimat yang panjang lebar dan berbelit-belit alias bertele-tele.

Kenapa demikian? Ini karena rentang perhatian anak-anak memang pendek, tak seperti orang dewasa yang mampu mendengarkan ceramah dosen berjam-jam, misalnya. Maka itu, anak bisa lupa apa maksud pembicaraan Anda sebenarnya sehingga ia kemungkinan besar akan mengulangi kesalahan yang sama.

So, pilih kalimat yang padat, jelas, dan singkat saat menegur anak.

2. Memilih Nada Bicara tinggi
Ada kalanya bicara dengan nada tinggi untuk menegakkan aturan memang wajar. Namun, kalau hal ini selalu Anda lakukan berulang-ulang dan omelan Anda terlalu panjang, lama-lama anak tidak tahan juga mendengarnya.

Apalagi kalau selama ini Anda menggunakan kata negatif yang membuatnya down seperti “jangan”, “tidak boleh”, dan “dilarang”, anak jadi bingung apa yang harus diperbuatnya karena orangtua hanya terkesan melarang, tanpa arahan. Oiya Bund, jangan sesekali menegur anak dengan kata-kata kasar yang merendahkan ya! Misalnya menyebut anak “bodoh” atau "pemalas".

Cobalah tegaskan perintah Anda dengan arahan yang jelas dan dengan nada bicara rendah seperti, " Sayang, taruh piring bekas makannya ke wastafel sekarang ya.” Jangan hanya mengomel dengan berkata, “Piringnya jangan dibiarkan di meja makan dong! Kok enggak ngerti-ngerti juga kamu?”.

Bila si kecil belum patuh juga, ayah bunda bisa menegaskan lagi dengan kalimat seperti, “Bunda  hitung sampai tiga ya, piring kamu sudah harus diletakkan di wastafel.”

3. Membentak dan Mengancam Anak
Jangan anggap sepele sikap sering mengancam dan membentak anak. Anak yang terbiasa diberi tahu dengan keras cenderung mengabaikan orangtua ketika mereka tidak bicara dengan nada biasa.

Akibatnya, Anda harus selalu menarik urat dulu kalau ingin anak mendengarkan omelan orangtua.

Agar tak menjadi masalah di kemudian hari, kebiasaan ini harus kita ubah perlahan. Biasakan bicara dengan nada suara yang lembut tapi tersirat ketegasan di dalamnya.

4. Memarahi Tapi Sambil Sibuk Sendiri
Anak tak mendengarkan nasihat? ayo coba pastikan ya bund, apakah saat memberi nasihat Anda benar- benar fokus pada anak atau sambil lalu mengerjakan hal lain. Sering kali Anda berbicara tanpa mendapatkan perhatian mereka terlebih dahulu, sehingga anak menganggap Anda tidak serius.

Bicaralah empat mata. Hindari bicara sambil main handphone, masak, dan sebagainya.

5. Hanya Menasihati, Tidak Memberi Contoh
Hampir setiap anak akan mengikuti perilaku orangtuanya sebagai tolak ukur perilaku yang bisa diterima atau tidak. Apabila orangtua sendiri tidak memberikan contoh yang baik seperti bagaimana caranya mendengarkan dan menghargai orang lain, maka jangan heran anak akan menirunya.

Sebagai contoh, bunda sedang dinasihati ayah tentang sesuatu. Bukannya mendengarkan, bunda malah asyik mengerjakan hal lain dan mengabaikan ucapan-ucapan ayah. Kebiasaan ini akan ditiru oleh anak ketika suatu hari bunda menasihati atau mengomel padanya. Jadilah teladan yang baik bagi anak-anak kita ya, ayah bunda!

 

 




Mengajarkan Anak Usia SD Mengelola Emosi, Ini Caranya

Sebelumnya

Jadikan Anak Cerdas Berinternet Agar Tak Mudah Tertipu Hoaks

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Parenting