Ilustrasi/ Net
Ilustrasi/ Net
KOMENTAR

MEMILIKI anak adalah kebahagian yang sangat luar biasa bagi sebuah pasangan. Mendidiknya menjadi anak yang memiliki kepribadian mandiri dan menyenangkan merupakan tugas utama orangtua.

Tapi perjalanan tersebut tidak mudah, karena anak memiliki karakter sendiri. Ada kalanya anak terlihat mandiri namun tiba-tiba menjadi sangat cengeng, manja dan emosional.

Hal seperti seperti ini mengutip laman Verywell Family disebut dengan fase "Terrible Two", kondisi di mana anak menjadi:

- Senang bertengkar dengan saudara kandung atau teman bermain.
- Menendang atau menggigit.
- Emosi yang tidak terkendali.
- Perubahan suasana hati.
- Berteriak atau mengamuk.

Salah satu alasan utama balita mengalami fase ini adalah karena mereka sedang mengalami perubahan perkembangan yang besar dan pemikiran serta emosi yang lebih besar.

Dan selama tahap ini, anak-anak secara alami ingin menjelajahi lingkungan dan melakukan apa yang mereka inginkan dengan caranya sendiri.

Mengatasi Terrible Two dengan Metode STOP

Mengatasi anak yang mengalami perubahan perkembangan sebaiknya menggunakan metode yang tepat. Adalah metode STOP (Stop, take a step back, observed, and proceed mindfully).

1. Stop

Saat melihat anak mengamuk atau menangis, yang sebaiknya Bunda lakukan adalah menahan diri, menahan emosi. Bunda tidak perlu sibuk mencari cara untuk menghentikan amukan atau tangisannya.

Cobalah untuk pura-pura tidak peduli agar si kecil cepat berhenti dengan sendirinya.

2. Take a step back

Langkah kedua adalah take a step back atau mundur/menjauh dari anak. Ketika anak tidak juga mengehentikan tangisannya dan Bunda merasa emosi sudah tidak bisa dikendalikan, menjauhlah sebentar.

Cobalah untuk tetap tenang dan tegas pada anak.

3. Observed

Langkah ketiga adalah mengamati. Meskipun Bunda tidak dalam jarak yang dekat, namun pengawasan terhadap anak yang sedang menangis atau mengamuk sangat diperlukan.

Coba amati lingkungan sekitar, siapa tahu Bunda melihat ada benda-benda yang berbahaya atau Bunda melihat ada hal yang bisa digunakan untuk mengalihkan perhatian anak.

4. Proceed Mindfully

Dan terakhir, berikan perhatian karena sebenarnya hal itulah yang diperlukan anak. Cobalah untuk memberi pengertian bahwa apa yang dilakukannya adalah hal yang tidak baik.

"Betapapun buruknya dia (anak) berperilaku, itu bukan karena dia bermaksud membuatmu (orangtua) marah," begitu kata Penelipe Leach, PhD, psikolog perkembangan anak dan penulis buku "Your Baby and Child: From Birth to Age Five".

 

 




Nilai Rapor Menurun, Berikut Cara Ayah Bunda Menegur Si Kecil Agar Termotivasi

Sebelumnya

Mengatasi Kekhawatiran Orang Tua Saat Melepas Anak dari SD ke SMP

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Parenting