Ilustrasi/ Net
Ilustrasi/ Net
KOMENTAR

MENJELANG datangnya bulan suci Ramadhan, hati umat Islam diliputi sukacita yang mendalam.

Betapa tidak, kita akan segera mengobati kerinduan untuk berpuasa serta mengisi 30 hari bulan suci dengan berbagai ibadah wajib dan sunah.

Dalam kebahagiaan yang kita rasakan, marilah kita mencontoh apa yang dilakukan Rasulullah saw. saat menyambut datangnya bulan Ramadhan.

Sesaat sebelum memasuki bulan Ramadhan, Rasulullah berdoa saat melihat hilal dengan doa berikut ini, seperti dalam hadis yang diriwayatkan At-Tirmidzi.

Allahumma ahillahu 'alaina bil yumni wal imani was salamati wal islam, Rabbi wa Rabbukallah.
"Ya Tuhan kami, terbitkanlah bulan tersebut kepada kami dengan berkah, iman, dan keselamatan, serta Islam. Tuhanku dan Tuhanmu adalah Allah."

Ustaz Adi Hidayat, Lc. MA. (UAH) menjelaskan bahwa doa tersebut hendaknya dibaca setelah pemerintah menetapkan awal puasa, yang biasanya diumumkan saat sidang itsbat Ramadhan.

"Marilah kita memohon, Ya Allah, anugerahkan awal Ramadhan kepada kami dengan ketenangan, kedamaian, kekuatan iman, keselamatan, kesehatan—agar kita tidak sakit sampai selesai bulan puasa, juga diberikan kekuatan untuk beribadah dalam keislaman," ujar UAH.

Tak hanya berdoa, Rasulullah pun memanjatkan syukur dengan datangnya bulan Ramadhan sebagai tanda kecintaan beliau kepada bulan penuh rahmat dan ampunan tersebut.

Doa dan syukur tersebut melecutkan semangat dalam diri kita untuk berjuang melewati Ramadhan dengan sebanyak-banyaknya ibadah. Karena kita menyadari betapa meruginya seorang Muslim jika melewati Ramadhan dengan 'hanya' berpuasa, apalagi jika menahan haus dan lapar belaka.

Kita tak bisa menahan emosi yang meluap hingga menyakiti hati saudara kita.

Kita tak mampu menahan mulut kita untuk mengumbar aib orang lain.

Kita tak dapat menahan hawa nafsu untuk mendekati maksiat.

Sungguh, kita pasti menjadi orang yang paling merugi andaikan tak mampu menahan itu semua.

Maka doa yang diajarkan Rasulullah tadi semoga menjadi awal keteguhan tekad untuk menjadikan Ramadhan tahun ini sebagai Ramadhan terbaik, seakan-akan inilah Ramadhan terakhir kita.
 

Marhaban ya Ramadhan, marhaban ya syahru shiyam.

 




Sekali Lagi tentang Nikmatnya Bersabar

Sebelumnya

Anjuran Bayi Menunda Tidur di Waktu Maghrib Hanya Mitos?

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Tadabbur