MENJAGA anggaran belanja rumah tangga agar efektif dan efisien tidaklah mudah. Banyak hal tak terduga, atau beberapa peristiwa terjadi dalam waktu yang sangat berdekatan, hingga tak jarang bujet bulanan sudah menipis di tengah jalan.
Sebagai manajer keuangan keluarga, ibu rumah tangga dituntut untuk cerdas dan bijak mengelola anggaran belanja. Ingatlah bahwa anggaran adalah 'alat penting' yang harus dikuasai untuk mencapai tujuan rumah tangga yang telah ditentukan.
Berikut ini 9 cara yang bisa kita laksanakan untuk stick to the budget.
#1 Jangan tergesa-gesa. Jika sesuatu yang mengganggu pikiran kita bukan hal yang kita butuhkan, kita bisa meluangkan waktu satu minggu untuk memikirkannya secara matang. Apakah pembelian itu akan mengacaukan kewajiban? Apakah membeli produk tersebut akan membuang tabungan dengan percuma? Apakah manfaatnya sebanding dengan biayanya? Dan bagaimana produk itu dapat bermanfaat bagi kehidupan kita sehari-hari? Jika seminggu kemudian kita sudah lupa, itu sebuah indikator bahwa kita sesungguhnya tidak memerlukan barang tersebut.
#2 Jangan menghabiskan lebih dari yang kita punya.
Terlilit utang dapat menjadi lingkaran setan yang sulit dilewati. Terlebih jika itu berkaitan dengan bank, jangan pernah menunda untuk membayar tagihan atau menabung. Jika memang belum ada cukup bujet, jangan membeli atau melakukan hal yang memerlukan banyak uang. Jika memaksakan diri, kita pasti menyesal.
#3 Buatlah zero budget
Membuat anggaran menjadi nol maksudnya adalah membuat anggaran dengan mendetail hingga pendapatan dikurangi pengeluaran dibuat sampai nol (habis). Dengan membuat anggaran seperti itu, kita akan berusaha keras untuk mencari sejumlah cara menghemat agar saldo kita tidak habis. Kita tahu bahwa tidak ada 'bantalan ekstra' yang bisa menolong jika kita tidak stick to the budget.
#4 Laksanakan Tantangan "Tanpa Pengeluaran"
Ide tantangan ini adalah komitmen untuk tidak mengeluarkan uang untuk hal yang bukan kebutuhan. Tantangan ini bisa dilakukan dalam jangka waktu satu minggu, satu bulan, per setengah tahun, atau bukan tak mungkin—satu tahun. Kita akan terkejut melihat bahwa komitmen ini akan mengubah sudut pandang kita tentang uang dan kebiasaan belanja kita.
#5 Jangan terbiasa mengatakan "Hanya"
Apple Music, Spotify, Netflix, Amazon Prime, cable tv, dan lainnya, semua berawal dari "ah, hanya 50 ribu per bulan", bertambah satu demi satu, lalu naik level ke premium. Padahal tidak semuanya diekspolorasi secara maksimal. Begitu pula dengan biaya transaksi antar-bank. Beruntung kini ada platform finansial yang menawarkan biaya transaksi lebih murah, kita harus bisa memanfaatkannya.
#6 Rencanakan makanan
Ini artinya kita mengikuti daftar belanjaan sesuai menu per hari. Ini adalah salah satu cara termudah menghemat uang karena kita tidak membeli bahan makanan yang berlebihan hingga harus dibuang dari lemari es. Tidak hanya stick to the budget, asupan kita pun menjadi lebih terjaga kesehatannya.
#7 Manfaatkan belanja online
Untuk belanja kebutuhan keluarga, belanja online bisa menjadi satu resep taat anggaran. Biasanya, jika kita pergi ke supermarket, ada saja camilan dan barang lain yang masuk ke dalam troli dalam jumlah yang tidak sedikit. Dan kita tidak akan mengambil barang yang tidak kita butuhkan hanya karena barang itu sedang turun harga. Jika ingin belanja langsung, pastikan kita berangkat dalam keadaan perut kenyang agar lebih tenang.
#8 Bandingkan merek
Pikirkan matang-matang, apakah menggunakan barang dengan merek tertentu akan membuat kehidupan kita menjadi lebih sejahtera dan maju? Jika bicara tentang makanan, pahamilah nutrisinya, jangan sampai kita membayar lebih mahal untuk hal yang sama. Ingatlah bagaimana penampilan para tech billionares seperti Mark Zuckerburg atau Bill Gates yang lebih memilih fungsi dari daripada gengsi.
#9 Hubungkan barang dengan jam kerja
Jika kita membeli barang fesyen yang mahal, dan itu bukan sebuah kebutuhan, maka hubungkanlah dengan berapa banyak kita dibayar dalam pekerjaan. Dengan menghubungkannya, mudah-mudahan kita akan mengurungkan niat untuk bertindak impulsif dan boros. Misalkan kita membeli tas seharga 1,5 juta rupiah, sementara kita adalah seorang guru les privat dengan honor 75 ribu per jam maka itu artinya tas tersebut bernilai 20 jam kerja kita!
KOMENTAR ANDA