Ilustrasi/ Net
Ilustrasi/ Net
KOMENTAR

RAMADAN bagi banyak orang menjadi sebuah awal baru untuk pola makan dan gaya hidup yang sehat. Namun bagi sebagian lainnya, puasa justru 'mengacaukan' pola makan. Salah satu yang sering menjadi masalah banyak orang adalah bangun dini hari untuk sahur.

Ahli nutrisi sekaligus pendiri Olive Tree Nutrition Rahaf Al Bochi RDN, LD dalam laman US News menjelaskan dampak pertama berpuasa tanpa sahur.

"Melewatkan sahur akan menempatkan tubuh kita ke dalam 'mode kelaparan', yang bisa mengakibatkan kerusakan otot dan kelelahan ekstrem," kata penerima Georgia Academy of Nutrition and Dietetics Outstanding Service to Media Award 2020.

Daripada melewatkan sahur, kita bisa mengatur makanan agar asupan nutrisi yang dibutuhkan tubuh dapat terpenuhi.

Untuk sahur, kita bisa memilih makanan yang kaya cairan untuk memastikan tubuh cukup terhidrasi juga makanan kaya karbohidrat untuk sumber energi. Jangan lupakan juga makanan berserat tinggi atau gandum, untuk membantu kita merasa lebih kenyang, sekaligus membantu pencernaan.

Makanan untuk jenis sarapan seperti oatmeal dan roti panggang atau makanan yang dimasak seperti nasi dan daging (lauk-pauk) juga menjadi santapan sahur, tergantung pada kebiasaan setiap orang.
Saat sahur, hindari makanan yang terlalu asin agar tidak merasa dehidrasi esok harinya.

Menurut Rahaf, para ahli nutrisi dapat memberikan konseling yang sesuai dengan kebutuhan orang berpuasa, terutama dalam meminimalkan risiko kesehatan, seperti dilansir Food and Nutrition.

Di setiap daerah di Tanah Air misalnya, ada beragam masakan dan tradisi makanan yang berbeda-beda yang disajikan selama bulan puasa. Para ahli nutrisi diharapkan dapat membuat strategi nutrisi yang berhubungan dengan masakan lokal masing-masing daerah.

Rahaf juga menegaskan peran ahli gizi diperlukan untuk mensosialisasikan nutrisi tepat yang dibutuhkan selama umat Islam menjalankan ibadah puasa Ramadhan.

Sosialisasi tersebut mencakup tips makan sehat, perencanaan makanan seimbang untuk Ramadhan, makan dengan penuh perhatian (mindful eating), isyarat rasa lapar, teknik memasak yang lebih sehat, hingga hidrasi.

Adapun untuk olahraga, Rahaf mengatakan bahwa latihan dapat terus berjalan selama bulan Ramadhan, tetapi harus menghindari olahraga berlebihan pada jam puasa. Ia mengingatkan bahwa gerakan salat—seperti salat tarawih yang ditunaikan sebulan penuh—yang melibatkan siklus berulang dari bangun, berlutut, dan rukuk, juga bisa dihitung sebagai sebuah exercise.

Dampak kedua berpuasa tanpa sahur, terlebih jika dilakukan secara terus-menerus, adalah dapat menekan sistem kekebalan tubuh.

Kita tahu, makan sahur akan mempersingkat waktu lapar dan mempertahankan metabolisme.

Sedangkan tanpa sahur, kita mudah merasa lemah, lelah, hingga mengalami gula darah rendah dan sembelit saat siang hari.

Dampak ketiga dari melewatkan sahur adalah membuat kita merasa lebih lapar. Tak ayal, kita akan makan berlebihan keesokan hari. Dan jika ini terjadi berkali-kali, dapat dipastikan berat badan akan meningkat tajam.

Dari dalam negeri, Perhimpunan Dokter Spesialis Gizi Klinik Indonesia (PDGKI) menegaskan pentingnya sahur untuk menjaga kesehatan dan stamina tubuh. Jika ingin tetap sehat selama puasa, jangan melewatkan makan sahur.

Dampak keempat melewatkan sahur adalah mengurangi manfaat puasa. Diketahui bahwa puasa bermanfaat bagi tubuh secara medis untuk menjaga glukosa darah dan tekanan darah, juga menurunkan LDL (kolesterol jahat).

Manfaat optimal puasa akan didapatkan oleh mereka yang memperhatikan asupan nutrisi saat sahur, bukan asal makan atau melewatkan sahur.

 




Hindari Cedera, Perhatikan 5 Cara Berlari yang Benar

Sebelumnya

Benarkah Mengonsumsi Terlalu Banyak Seafood Bisa Berdampak Buruk bagi Kesehatan?

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Health