KEBANGKITAN setelah dua tahun dilanda pandemi menjadi inspirasi bagi desainer Lisa Fitria untuk mencipta koleksi terbarunya.
Merilis second brand LF Fuschia Label, Lisa Fitria memilih untuk bermain dengan monogram LF yang serba printing.
Tentang koleksi "God Save the Queen" yang dipresentasikan dalam closing ceremony MUFFEST+ 2022, Lisa menghadirkan produk berupa coat, blazer, vest, blus, juga tunik yang semuanya mudah di-mix and match.
Koleksi LF Fuschia Label ini sangat mudah dipadupadankan. Lisa menawarkan gaya baru yang 'berani' dengan mengajak para penikmat fesyen untuk tidak ragu bermain tabrak warna maupun tabrak motif dengan monogram LF.
"Koleksi pertama LF Fuschia Label ini mengambil gaya tahun 1970-an, gaya vintage, yang saya gabungkan dengan trend forecasting 2022-2023 yang bertema survival, berupa warna-warna optimisme meraih harapan baru memasuki era transisi endemi ini," ujar Lisa saat konferensi pers desainer di mini stage MUFFEST+ 2022 (23/4/2022).
"Karena itulah warna yang ditampilkan koleksi ini adalah warna-warna cerah yaitu kuning, hijau, fuschia, namun tetap dengan sentuhan hitam putih sesuai gaya fesyen saya yang masculine-androginy," tambahnya.
Koleksi LF Fuschia Label di MUFFEST+ 2022 yang mengusung gaya punk rock era 70-an sukses merebut perhatian para penikmat fesyen yang menyaksikan fashion show di ballroom Ritz Carlton Pasific Place, Jakarta.
Lisa Fitria merupakan Vice Chairman of Indonesian Fashion Chamber (IFC). Tak hanya memiliki label fesyen untuk ritel ready-to-wear, Lisa juga memiliki lini corporate uniform yang khusus membuat seragam untuk instansi dan perusahaan.
Lini seragam itulah yang menjadi fokusnya selama pandemi mengingat kebutuhan seragam karyawan adalah rutinitas yang tidak terhalang pandemi. Ia bersyukur bisnisnya terbilang cukup aman selama dua tahun terakhir.
"Sekarang menyongsong masa endemi, saya berani mengeluarkan koleksi terbaru. Orang-orang menahan selama dua tahun ini (tidak membeli banyak baju-red), dan saat ini mereka butuh sesuatu yang baru, menandakan optimisme baru dan semangat baru, karena itulah saya hadirkan warna-warna cerah. Mudah-mudahan semua bisa kembali normal," ujar perempuan kelahiran Semarang, 9 September 1978 ini.
Lisa telah akrab dengan dunia fesyen sejak ia masih kecil. Tak heran, mengingat Sang Ibu merupakan seorang pengusaha fesyen. Lisa membuat baju pertamanya saat duduk di bangku SD untuk keperluan pentas menyanyi dan menari di sekolah.
Memulai debut sebagai fashion designer sejak tahun 2011 di ajang Jakarta Food and Fashion Festival (JFFF) Mall Kelapa Gading, Jakarta, nama Lisa Fitria terus menanjak dengan ciri khas desain maskulin-androginy, juga garis desain yang minimalis dan berkesan merampingkan, serta jahitan halus dan material berkualitas terbaik.
Tak hanya sibuk merancang busana, ia juga aktif memberi pelatihan seputar desain dan tekstil kepada pelaku UMKM. Selain kesibukannya bersama IFC, Lisa Fitria juga tercatat sebagai Fashion Ambassador of ASEAN Fashion Designer Showcase mewakili Indonesia.
KOMENTAR ANDA