Ilustrasi/ Net
Ilustrasi/ Net
KOMENTAR

DALAM Islam, penyebab amal saleh seorang hamba disukai oleh Allah sekaligus menjadi salah satu kunci diterimanya segala amal adalah istimrar (terus-menerus, kontinuitas, permanen). Istimrar adalah bagian dari sikap istiqamah, sabar, dan takwa.

Bayangkan ketika kita hanya mengerjakan satu kali amal saleh sedangkan seterusnya adalah maksiat.

Atau suatu waktu kita mengerjakan kebajikan, dilanjutkan kecurangan, kemudian melakukan amal saleh lagi, lalu berbuat zalim. Bagaimana mungkin nilai pahala amal kita tidak rusak oleh 'pasang surut' keimanan kita tersebut?

Kita mengetahui bahwa para sahabat Rasulullah merupakan pribadi-pribadi dengan akhlak mulia, cerdas, berakidah kuat, dan Muslim yang tangguh—terbukti dari keberanian mereka melawan kafir Quraisy, termasuk dalam peperangan.

Kepribadian para sahabat Rasulullah tersebut tidak terbentuk hanya dalam hitungan minggu, bulan, atau satu hingga dua tahun. Jati diri para sahabat merupakan hasil dari pembinaan yang dilakukan Rasulullah secara istimrar, di sepanjang hidup beliau.

Dalam buku Istiqamah Konsekuen & Konsisten Menetapi Jalan Ketaatan karya Yazid bin Abdul Qadir Jawas, dikatakan bahwa bukan hanya tentang kuantitas amal melainkan kesinambungannya yang membuat amal dicintai oleh Allah.

Dalam sebuah hadis, Rasulullah bersabda, "Tetaplah dalam kebenaran dan bersikaplah yang lurus. Ketahuilah, bahwasanya amalan seseorang tidak dapat memasukkannya ke dalam surga. Dan bahwasanya amalan yang paling dicintai oleh Allah yaitu yang dikerjakan secara terus-menerus walaupun sedikit." (HR. Bukhari dan Muslim).

Tanpa istimrar, tak akan ada sabar. Karena sabar terbentuk dari keikhlasan yang hadir terus-menerus sehingga kita terbiasa untuk berpasrah kepada Allah.

Tanpa istimrar, tak akan ada istiqamah. Karena bagaimana mungkin kita bisa teguh melangkah maju di jalan Allah jika kita selalu bisa dikalahkan oleh rasa bosan dan rasa malas untuk beribadah dan melakukan amal saleh.

Marilah kita menjadi hamba yang mampu beribadah dengan tekun sepenuh hati lillahi ta'ala.

Kemampuan kita saat ini mungkin hanya sedikit, namun jika dilakukan secara konsisten, insya Allah kelak bisa membawa kita kepada lebih banyak amal saleh lain.

Segeralah kita berbuat kebaikan secara istimrar, agar setiap amal saleh itu berbuah kecintaan Allah Swt.




Menyelamatkan Hati dari Rasa Sakit

Sebelumnya

Bangsa Bermental Merdeka

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Tadabbur