KASUS hepatitis akut 'misterius' pada anak-anak makin marak di sejumlah negara Eropa hingga Asia seperti Inggris dan Spanyol, juga Amerika Serikat. Dan kini, kasus tersebut sudah sampai ke Asia Tenggara yaitu di Singapura dan Indonesia.
Kementerian Kesehatan Singapura melaporkan kasus hepatitis akut tanpa diketahui penyebabnya yang dialami balita laki-laki berumur 10 bulan (30/4/2022).
Hingga kini, Kemenkes Singapura masih menyelidiki apakah kasus tersebut sama dengan wabah global yang dilaporkan oleh WHO. Kasus hepatitis akut 'misterius' ini tidak terkait dengan hepatitis A, B, C, D, maupun E.
Hasil tes laboratorium menunjukkan hasil negatif untuk virus umum penyebab hepatitis. Namun kasus tersebut mempunyai riwayat infeksi COVID-19 pada Desember tahun lalu. Meski demikian belum ditemukan bukti keterkaitan hepatitis akut dengan COVID-19.
Singapura telah menginstruksikan semua praktisi medis untuk mewaspadai infeksi hepatitis dengan penyebab yang tidak teridentifikasi tersebut.
Sementara itu dari Tanah Air, 3 (tiga) pasien anak yang dirawat di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta meninggal dunia diduga akibat hepatitis akut 'misterius' tersebut. Tiga pasien anak yang dirujuk dari rumah sakit di Jakarta Timur dan Jakarta Barat itu meninggal dunia dalam rentang dua minggu terakhir di bulan April 2022.
Juru Bicara Kementerian Kesehatan RI Dr. Siti Nadia Tarmizi menjelaskan bahwa Kemenkes masih melakukan investigasi melalui pemeriksaan panel virus lengkap untuk memastikan penyebab hepatitis akut tersebut.
Dalam keterangan resmi (1/5/2022), Dr. Nadia mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan berhati-hati selama penyelidikan masih dilakukan.
Kemenkes RI telah meningkatkan kewaspadaan setelah WHO mengeluarkan ketetapan bahwa kasus hepatitis akut 'misterius' ini menjadi Kejadian Luar Biasa (KLB) global.
Kondisi Global
Hingga saat ini sudah ada lebih dari 200 kasus hepatitis 'misterius' yang terpantau di 17 negara.
Jelang penghujung bulan lalu, sebagian besar kasus infeksi yaitu 114 kasus terdeteksi di Inggris. Wabah telah menyebar di sejumlah negara Eropa seperti Denmark, Rumania, Irlandia, Belgia, Belanda, Italia, Prancis, dan Norwegia.
Dilaporkan The Guardian, otoritas kesehatan Eropa telah menyelidiki kasus yang dialami kelompok usia satu bulan hingga 16 tahun itu sejak sejumlah kasus mencuat di Skotlandia pada Januari hingga pertengahan April 2022.
Anggota tim patogen ancaman tinggi WHO divisi Eropa Richard Pebody menyatakan konsekuensi kasus hepatitis akut 'misterius' ini cukup parah meski jumlahnya tidak banyak.
Dugaan Virus di Balik Hepatitis Akut
Para peneliti di CDC Amerika Serikat menduga ada virus di balik kasus hepatitis akut pada anak. Mereka melakukan penelitian untuk sembilan kasus yang muncul di Alabama pada periode Oktober 2021 hingga Februari 2022.
Tiga pasien anak mengalami gagal hati akut, dua di antaranya membutuhkan transplantasi hati.
Sedangkan enam pasien lainnya positif virus Epstein-Barr setelah terinfeksi hepatitis akut.
Dilansir Medical Xpress (30/4/2022), sembilan anak dari Alabama dilaporkan telah terinfeksi hepatitis akut tersebut. Hasil penelitian menunjukkan semua anak dengan usia lebih kecil dinyatakan positif patogen umum adenovirus 41.
CDC menyatakan bahwa adenovirus bisa menjadi penyebab kasus hepatitis akut misterius. CDC juga masih menyelidiki pengaruh faktor lingkungan dan situasi potensial lainnya.
Diketahui bahwa virus adenovirus 41 biasanya merupakan penyebab gastroenteritis pada anak. Namun gejala tersebut umumnya tidak diasosiasikan pada penyakit hepatitis pada anak-anak yang sehat.
KOMENTAR ANDA