Ilustrasi/ Net
Ilustrasi/ Net
KOMENTAR

PANDEMI COVID-19 belum sepenuhnya tuntas, dunia kembali dikejutkan dengan kejadian luar biasa (KLB) hepatitis akut yang belum diketahui penyebabnya, yang banyak dialami anak usia di bawah 16 tahun.

Penyakit ini menyebar di 20 negara-negara Eropa, Amerika Serikat, hingga Asia. Termasuk di Tanah Air, sudah ada tiga anak meninggal dunia diduga akibat penyakit ini setelah dirawat di RS Cipto Mangunkusumo

Menanggapi kasus hepatitis akut di masa liburan Lebaran, Kepala Dinas Kesehatan Jawa Timur Erwin Astha Triyono melalui keterangan resmi mengimbau warga Jatim untuk waspada.

"Untuk sementara agar tidak berenang di kolam renang umum, tidak bermain di playground, serta hindari menyentuh hand railing, knop pintu, dinding, dan lainnya yang sering dipegang orang," dikutip dari keterangan resmi Dinkes Jatim.

Imbauan yang sama ditegaskan oleh Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Jawa Timur dr. Sjamsul Arief, MARS, Sp.A(K).

Menurut dr. Sjamsul, masyarakat harus tetap tenang namun harus selalu waspada. Yang harus diperhatikan adalah penularan hepatitis terjadi melalui mulut, bukan dari pernapasan. Bisa dari makanan, minuman, atau tangan kotor yang masuk ke mulut.

Karena itulah dr. Sjamsul menekankan pentingnya kebersihan, terutama sering mencuci tangan saat berada di tempat umum.

Ia juga mengimbau masyarakat agar masyarakat tidak mendatangi arena bermain maupun berenang di kolam renang umum. Mengingat air kolam renang bisa mengandung virus dan mudah tertelan anak-anak.

dr. Sjamsul mengingatkan kembali para orangtua untu memperhatikan gejala hepatitis akut yang tidak berbeda dari hepatitis yang sudah ada. Ada demam, badan lemas, mual, muntah, lalu timbul kuning selang beberapa hari.

Jika ditemukan gejala, jangan tunda memeriksakan anak ke fasyankes terdekat.

Di fasyankes, minimal dilakukan pemeriksaan SGPT (Serum Glutamic Pyruvic Transaminase). Jika SGPT lebih dari 500, patut dicurigai.

"Paling tidak saat anak demam, mual, muntah, BAK kuning tua, BAB kuning pucat, segera bawa ke faskes. Jangan tunggu muncul kuning setelah beberapa hari," tegas dr. Sjamsul.

Di Jawa Timur, ada 114 kasus diduga hepatitis akut berawal dari ditemukannya gejala berupa perubahan warna anggota tubuh menjadi kekuningan. Namun demikian, pada 114 kasus suspek tersebut belum ada hasil positif hepatitis akut berdasar pemeriksaan yang dilakukan.

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menekankan warga Jatim untuk melakukan tindakan preventif berupa perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) serta taat protokol kesehatan.

"Kira-kira hampir sama seperti saat kita menjaga diri dari COVID-19," ujar Gubernur Khofifah.

Tak hanya langkah pencegahan di tengah masyarakat, langkah pencegahan juga diusulkan untuk dilaksanakan di pintu masuk kedatangan internasional di bandara, terutama titik masuk dari negara-negara yang telah lebih dulu mendapati kasus hepatitis akut, seperti Inggris.

 




Kementerian Agama Luncurkan Program “Baper Bahagia” untuk Dukung Ketahanan Pangan Masyarakat Desa

Sebelumnya

Fitur Akses Cepat Kontak Darurat KDRT Hadir di SATUSEHAT Mobile

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel News