LUPUS adalah suatu penyakit autoimun akibat tubuh memproduksi antibodi berlebihan, yang menyerang jaringan tubuh sendiri di berbagai organ. Kerusakan organ selanjutkan akan menyebabkan berbagai keluhan dan gejala.
Penyakit ini lebih banyak menyerang anak perempuan. Angka kejadiannya meningkat seiring dengan bertambahnya usia. Pada anak, sebagian besar penderita lupus berusia 9-15 tahun (masa pubertas).
Memperingati Hari Lupus se-Dunia, Selasa (10/5), Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) meminta orangtua untuk mengenali lebih dini gejala lupus pada anak guna mengurangi angka kasus penyakit tersebut.
Kapan Harus Mencurigai Anak Mengalami Lupus?
Penelitian-penelitian selama ini menunjukkan bahwa berbagai faktor bisa memengaruhi terjadinya penyakit ini, seperti faktor genetik, hormon, dan lingkungan (seperti paparan sinar matahari dan obat-obatan.
Lupus sulit dikenali, karena gejalanya cukup beragam. Namun orangtua bisa mengenali beberapa gejala umum, seperti:
1. Demam lama tanpa sebab
Seringkali pasien lupus datang ke rumah sakit dengan keluhan demam ringan, hilang timbul, yang lama (berminggu-minggu atau berbulan-bulan) tanpa diketahui penyebabnya.
2. Anak tampak pucat
Bila anak tampak pucat, mudah lelah dan lesu, atau memiliki riwayat transfusi dari berulang, bisa jadi itu salah satu tanda Lupus. Kebanyakan anak dengan anemia hemolitik pada perjalanan penyakit selanjutnya akan mengalami Lupus.
3. Mudah letih
Anak yang biasanya aktif kemudian menjadi tidak aktif, malas beraktivitas, waspadai menderita Lupus.
4. Muncul ruam pada kulit
Ruam dapat muncul di wajah berbentuk seperti sayap kupu-kupu atau bercak malar. Ruam lainnya berbentuk bulat-bulat dapat muncul di bagian lain seperti leher, batang tubuh, lengan, dan tungkai yang disebut bercak diskoid.
5. Nyeri dan bengkak di sendi
Nyeri dan bengkak di persendian seperti di siku dan lutut. Juga bengkak pada kelopak mata dan tungkai bawah, disertai buang air kecil yang lebih sedikit dari biasanya. Jika demukian, waspadai kelainan ginjal akibat lupus.
6. Rambut rontok
Bila rambut rontok lebih dari 100 helai per hari, waspada ya!
7. Kulit sensitif terhadap matahari
Apabila terkena sinar matahari maka akan muncul bercak kemerahan yang menetap pada kulit.
8. Sesak napas dan nyeri dada
Penyakit Lupus dapat menyerang organ paru-paru dan jantung, sehingga keluhan nyeri dada dan sesak napas sangat mungkin terjadi.
Apa yang Harus Dilakukan
Saat anak mengalami gejala di atas, segera periksakan ke dokter spesialis anak. Di sana dokter akan menyarankan untuk melakukan pemeriksaan penunjang seperti pemeriksaan darah, urin, foto rontgen dada, dan ekokardiografi (pemeriksaan jantung).
Setelah hasil diagnosis keluar, dokter akan memberikan obat pengendali peradangan yang bisa saja muncul. Obat tersebut berfungsi untuk mencegah dan meredakan kerusakan organ.
Saran lainnya:
1. Minum obat dan kontrol secara rutin ke dokter sampai penyakitnya dinyatakan remisi (dalam kondisi perbaikan). Minum obat bisa berlangsung cukup lama, bahkan sampai bertahun-tahun, tergantung derajat keparahan penyakit.
2. Anak dengan lupus harus menghindari paparan sinar matahari langsung (bisa memakai tabir surya, payung, atau baju lengan panjang).
3. Kendalikan stres psikis.
4. Batasi konsumsi makanan berkadar garam tinggi.
5. Minum suplemen kalsium dan vitamin D3 untuk mencegah osteoporosis akibat efek samping obat.
Lupus merupakan penyakit yang hanya bisa dikontrol agar gejalanya tidak kambuh. Kondisi anak bisa membaik atau memburuk, tergantung kerjasama antara orangtua dengan dokter spesialis, untuk menjaga kondisi anak tetap optimal agar penyakitnya dapat terkontrol dengan baik.
KOMENTAR ANDA