Ilustrasi/ Net
Ilustrasi/ Net
KOMENTAR

HASIL pertemuan panel Kementerian Kesehatan Jepang (11/5/2022) menyebutkan adanya kemungkinan infeksi varian omicron virus corona berperan dalam kasus hepatitis akut parah pada anak yang kini ditetapkan WHO menjadi KLB global, seperti dilansir The Japan Times.

Profesor Hiroshi Nishiura dari Universitas Kyoto menjelaskan bahwa di negara-negara dengan angka infeksi omicron tinggi seperti Inggris dan Amerika Serikat melaporkan jumlah kasus hepatitis akut pada anak yang relatif lebih banyak.

Kementerian Kesehatan Jepang hingga saat ini melaporkan tujuh kasus domestik hepatitis akut. Sedangkan secara global, data WHO menunjukkan ada 348 kasus hepatitis akut misterius pada anak yang telah terkonfirmasi di seluruh dunia.

Amerika Serikat, menurut laporan CDC, sedang menyelidiki 109 kasus hepatitis akut pada anak yang tidak diketahui etiologinya tersebut.

Badan Keamanan Kesehatan Inggris telah melaporkan 163 kasus. Dari 126 kasus yang telah diuji untuk adenovirus, 91 kasus atau 72 persen di antaranya terdeteksi adenovirus. Lebih dari 75 persen pasien adalah anak-anak berusia 5 tahun atau lebih muda.

Pada pasien ditemukan gejala yang sesuai dengan definisi kemungkinan kasus hepatitis akut dan parah seperti diterangkan WHO.

Gejala meliputi sakit perut, diare, muntah, penyakit kuning, juga peningkatan kadar enzim hati. Virus hepatitis A, B, C, D, dan E telah disingkirkan sebagai penyebabnya. Kemungkinan kasus tersebut didefinisikan sebagai pasien rawat inap dengan lonjakan kadar enzim hati.

Bagaimana keterkaitan antara omicron dengan hepatitis akut misterius pada anak?

Prof. Nishiura dalam pertemuan dengan para jurnalis menjelaskan bahwa bayi dan balita mempunyai risiko tinggi hepatitis parah setelah terinfeksi adenovirus jika mereka berada di negara yang memiliki riwayat angka kasus COVID-19 skala besar, sementara usia mereka tidak memenuhi syarat untuk divaksinasi COVID-19.

Dugaan tersebut masih memerlukan penelitian lebih lanjut untuk memastikan hubungan sebab akibat antara infeksi omicron dengan hepatitis akut pada anak. Saat ini masih terdapat keterbatasan penelitian, salah satunya tentang infeksi omicron secara komprehensif di semua kelompok usia.

"Kita tidak bisa memungkiri ada kemungkinan infeksi omicron berkaitan dengan hepatitis berat pada anak," kata Prof. Nishiura.

Karena itu ia menegaskan pemerintah untuk fokus pada mitigasi penyebaran varian omicron untuk bisa mencegah hepatitis akut pada anak.

Dalam penelitian yang akan segera diterbitkan dalam jurnal akademik tersebut, tim peneliti melihat hubungan antara jumlah kumulatif kasus omicron di 38 negara OECD (Organization for Economic Co-operation and Development) serta Rumania pada durasi 1 Desember 2021 hingga 27 April 2022 dengan kemunculan hepatitis akut misterius pada anak yang dilaporkan di 12 negara dalam rentang waktu yang sama.

WHO menerima laporan pertama 10 kasus hepatitis akut pada anak usia di bawah 10 tahun di Skotlandia pada 5 April 2022.

Salah satu ilmuwan program hepatitis global WHO, Philippa Easterbrook, menyatakan bahwa hipotesis utama saat ini tetap melibatkan adenovirus, sambil mempertimbangkan peran COVID, baik itu dalam konteks infeksi di masa lalu maupun koinfeksi (infeksi bersamaan antara dua atau lebih virus atau bakteri).

 

 

 




Donald Trump vs Kamala Harris, Siapa Bakal Menang?

Sebelumnya

Dukung Riset dan Publikasi Ilmiah, Kantor Wilayah Kemenkumham DKI Jakarta Luncurkan Jurnal Yustisia Hukum dan HAM “JURNALIS KUMHAM”

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel News