GURU Besar Kedokteran Universitas Indonesia Prof. Dr. dr. Rino Alvani Gani, Sp.PD-KGEH menyatakan bahwa penyakit hati menjadi salah satu gangguan kesehatan masyarakat yang menjangkiti banyak orang dan kerap menelan biaya besar dalam penanganannya.
Di antara penyebabnya adalah kurangnya pengetahuan masyarakat tentang penyakit hati dan cara menanganinya. Terlebih lagi, penyakit hati sering tidak bergejala hingga sulit dikenali dan disadari.
Ditambah lagi, menurut Prof. Rino, biaya yang besar untuk pengobatan membuat banyak anggota masyarakat tidak dapat berbuat maksimal akibat kendala finansial tersebut.
Sebagai Konsultan Gastroenterologi Hepatologi, laki-laki kelahiran Sulawesi Selatan, 17 Juni 1962 ini aktif mengedukasi masyarakat tentang kesehatan hati dan beragam penyakit hati melalui laman media sosialnya.
Seperti kita ketahui, hepatitis akut yang saat ini ditetapkan WHO sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) global juga hepatitis A, B, C, D, dan E merupakan penyakit akibat peradangan yang terjadi pada hati atau liver.
Kondisi tersebut bisa disebabkan berbagai hal, mulai dari infeksi virus (pada hepatitis A, B, C, D, E), penggunaan obat-obatan tertentu, penyakit autoimun, infeksi cacing hati, hingga kebiasaan mengonsumsi alkohol.
Sedangkan hepatitis akut yang belum diketahui penyebabnya yang saat ini menyerang banyak anak berusia satu bulan hingga 16 tahun, diduga berkaitan dengan adenovirus dan SARS-CoV-2.
Hepatitis ditandai sejumlah gejala mulai dari demam, nyeri sendi, sakit perut, hingga penyakit kuning. Kondisi bergejala tersebut dapat berlangsung dalam waktu enam bulan (akut) hingga lebih dari enam bulan (kronis).
Pastikan Fungsi Hati Optimal
Untuk mencegah terjadinya masalah pada hati, langkah awal yang bisa dilakukan adalah memastikan hati kita sehat yang ditandai dengan berfungsinya hati secara optimal.
Menurut Prof. Rino dalam laman Instagram @prof.rinoagani, ada lebih dari 500 fungsi hati untuk tubuh kita. Namun secara singkat, ada tujuh fungsi hati yang harus kita pastikan berjalan optimal, yaitu:
1. Fungsi membuat protein
2. Fungsi pengaturan energi
3. Membuat faktor-faktor pembekuan darah
4. Melakukan detoksifikasi
5. Membuat komponen darah
6. Membuang hasil metabolisme tubuh
7. Mengatur aliran dan pembuluh darah
Untuk bisa memastikan apakah kondisi hati dalam kondisi baik atau tidak, Prof. Rino mengimbau masyarakat segera menghubungi dokter untuk melakukan sejumlah pemeriksaan.
Apa saja yang diperiksa untuk memastikan fungsi hati berjalan baik?
Pertama, kadar albumin darah. Albumin merupakan protein yang hanya dihasilkan oleh hati dan memiliki fungsi antara lain sebagai pembawa obat, mengatur cairan tubuh, dan sebagai imunitas.
Besar kecilnya kadar albumin darah akan menunjukkan fungsi sintesis hati.
Kedua, kadar birilubin. Bilirubin merupakan hasil penghancuran hemoglobin pada sel darah merah yang dikeluarkan hati ke saluran empedu.
Kadar bilirubin darah menunjukkan bagaimana fungsi ekskresi (pengeluaran zat) dari hati.
Ketiga, waktu prothrombin. Waktu prothrombin merupakan lamanya terjadi pembekuan darah yang dilakukan oleh prothrombin.
Sebanyak 95 persen faktor pembekuan darah dihasikan oleh hati hingga pengukuran pembekuan darah dengan waktu prothrombin menjadi salah satu elemen pengukuran fungsi hati.
Prof. Rino menjelaskan bahwa penyakit hati umumnya berkembang dalam kurun waktu cukup lama. Artinya, jika diketahui sejak awal, maka ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk mencegah terjadinya perburukan.
KOMENTAR ANDA