Taliban perintahkan Presenter TV Perempuan Afghanistan Wajib Kenakan Penutup Wajah/ Net
Taliban perintahkan Presenter TV Perempuan Afghanistan Wajib Kenakan Penutup Wajah/ Net
KOMENTAR

OTORITAS Taliban di Afghanistan memerintahkan penyiar televisi perempuan di stasiun lokal untuk menutupi wajah mereka saat mengudara di layar kaca.

Hal itu disosialisasikan beberapa hari setelah pihak berwenang memerintahkan perempuan menutupi wajah mereka di depan umum, kembali pada kebijakan garis keras Taliban di masa lalu.

Eskalasi pembatasan yang makin ketat itu telah menyebabkan kemarahan di dalam negeri maupun di dunia internasional.

Akif Mahajar, juru bicara Ministry of Vice and Virtue Taliban mengklaim para pejabat media menyambut baik "saran" Taliban dan memperkirakan masyarakat Afghanistan juga akan menerima ketentuan tersebut dengan baik.

Meskipun menyebutnya sebagai "saran", Mahajar menegaskan bahwa tanggal terakhir untuk semua presenter TV perempuan mematuhi aturan menutup wajah adalah 21 Mei 2022. Sejak tanggal itu, persyaratan baru tersebut resmi diberlakukan.

Untuk penutup wajah, Mahajar mengatakan presenter perempuan bisa mengenakan masker medis seperti yang dipakai selama pandemi COVID-19.

Dilansir Reuters, pejabat Taliban telah mengunjungi kantor-kantor televisi lokal pada Rabu (18/5/2022). Sejumlah stasiun televisi telah menerapkan aturan baru tersebut sementara beberapa lainnya masih beraktifitas seperti biasa.

Mahajar tidak mau menanggapi pertanyaan seputar konsekuensi yang dihadapi mereka yang tidak mau mengikuti "saran" tersebut.

Sebagian besar perempuan Afghanistan mengenakan jilbab karena alasan agama, yaitu sebagai bagian dari syariah Islam. Meski demikian, banyak Muslimah di daerah perkotaan seperti Kabul yang tidak menutup wajah mereka.

Sedikit menengok ke belakang, perempuan Afghanistan diwajibkan mengenakan burqa biru selama pemerintahan Taliban yang berlangsung sejak tahun 1996 hingga tahun 2001.

Kemudian setelah Taliban turun dari tampuk pemerintahan dan pasukan Amerika Serikat berkuasa, perempuan Afghanistan mengejar ketertinggalan mereka dalam bidang pendidikan dan karier profesional. Dua hal yang dilarang selama pemerintahan Taliban.

Gadis-gadis muda bersekolah dengan giat. Banyak di antara mereka yang kemudian melanjutkan pendidikan tinggi di Amerika Serikat dan Eropa.

Penarikan pasukan militer AS dari bumi Afghanistan menjadi pintu masuk kembalinya Taliban ke puncak kekuasaan pada Agustus 2021.

Saat itu, Taliban mengumumkan bahwa mereka akan mengubah berbagai peraturan di masa lalu untuk menjadikan Afghanistan lebih inklusif.

Nyatanya, masyarakat Afghanistan terutama kaum perempuan harus menelan pil pahit yang sama seperti dulu.

Taliban bahkan menambahkan peraturan yang membatasi pergerakan perempuan tanpa pendamping laki-laki. Dan anak perempuan berusia lebih dari 13 tahun belum diizinkan kembali ke sekolah menengah maupun perguruan tinggi.

 

 

 




Donald Trump vs Kamala Harris, Siapa Bakal Menang?

Sebelumnya

Dukung Riset dan Publikasi Ilmiah, Kantor Wilayah Kemenkumham DKI Jakarta Luncurkan Jurnal Yustisia Hukum dan HAM “JURNALIS KUMHAM”

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel News