Ilustrasi/ Net
Ilustrasi/ Net
KOMENTAR

SALAH satu sahabat Rasulullah saw. bernama Sa'ad bin Ubadah adalah sosok yang sangat kaya sekaligus sangat dermawan. Sa'ad merupakan seorang Mukmin yang kekayaannya selalu dipergunakan untuk beramal. Itulah mengapa kekayaannya seolah tak pernah habis.

Sa'ad bin Ubadah adalah pemuka suku Khazraj di Madinah. Ia menyaksikan Baiat Aqabah dan menjalani kehidupannya sebagai Mukmin sejati di samping Rasulullah.

Sa'ad juga dikenal dengan kecintaannya kepada Sang Ibu. Namun ketika ibunya menghembuskan napas terakhir, Sa'ad tak mendampinginya karena sedang berada dalam sebuah perjalanan mendampingi Rasulullah.

Sesampainya mereka kembali ke Madinah, Rasul menemani Sa'ad mendatangi makam Sang Ibu. Merasa masih kurang berbakti, terlebih karena tidak berada di samping Sang Ibu saat ia meninggal dunia, Sa'ad bertanya apakah boleh ia bersedekah atas nama ibunya, dan Rasulullah menjawab "ya".

Sa'ad bin Ubadah dikenal sebagai sosok sahabat yang sangat senang meminta doa dan berdoa. Menariknya, Sa'ad mempunyai 'cara unik' untuk dua hal tersebut.

Salah satu contoh ketika Rasulullah berkunjung rumah Sa'ad. Rasul mengetuk pintu sembari mengucapkan "assalamu'alaikum wa rahmatullah".

Mendengar salam yang diucapkan Rasulullah, dari balik pintu, Sa'ad menjawab "wa'alaikumsalam wa rahmatullah" dengan suara pelan. Suaranya tidak terdengar ke telinga Rasulullah.

Mengira Sa'ad tidak mendengar salamnya, Rasulullah mengucapkan salam kedua. Dan Sa'ad lagi-lagi menjawabnya dengan suara pelan. Hingga Rasulullah mengucapkan salam yang ketiga, barulah Sa'ad menjawab salam dengan suara lantang. Ia membukakan pintu dengan wajah berseri-seri.

Rasulullah penasaran, beliau bertanya apakah Sa'ad sedang sibuk sehingga tidak segera menjawab salam yang beliau ucapkan.

Sa'ad menjawab bahwa ia sudah mendengar salam pertama dan kedua namun menjawabnya dengan suara lirih dari balik pintu. Rasulullah heran dan bertanya lagi tentang alasan ia melakukan hal itu.

"Aku melakukannya karena aku sangat mencintaimu, wahai utusan Allah. Salam adalah seuntai doa. Apakah ada orang yang tak ingin didoakan olehmu, ya Rasulullah?" kata Sa'ad.

Sa'ad menambahkan, jika ia menjawab salam pertama Rasulullah dengan suara keras, maka ia hanya didoakan satu kali oleh Rasulullah. Namun dengan menjawab dua salam dengan suara pelan, maka ia berhasil mendapatkan tiga doa dari Rasulullah.

Jawaban Sa'ad membuat Rasulullah pun tersenyum.

Sa'ad meminta banyak doa dari Rasulullah dan ia pun berdoa kepada Allah untuk mendapatkan banyak rezeki dan kebaikan lainnya dengan tujuan agar ia mampu beramal saleh sebanyak-banyaknya.

Seperti disampaikan Ustaz Andre Raditya, Founder Nasi Jumat Indonesia, Sa'ad mempunyai do'a tak lazim yang membuat Rasulullah ikut mendoakannya.

"Ya Allah, yang sedikit tidak cocok untukku, dan aku juga tidak cocok dengan yang sedikit."

Doa itu terucap karena keinginan besar dalam diri Sa'ad bin Ubadah untuk lebih banyak dan lebih banyak lagi beramal dan bersedekah. Itulah alasan di balik doanya yang selalu meminta banyak kepada Allah.

Dan benarlah, kekayaan yang banyak menjadi jalan bagi Sa'ad untuk semakin banyak beramal saleh.

Setiap hari, ia selalu menyediakan roti dan daging untuk siapa pun yang ingin makan. Ia juga membawakan sup daging untuk para istri Nabi setiap hari. Itu menjadi amalan luar biasa karena memberi penghidupan bagi para orang saleh yang dicintai Allah. Itulah mengapa Allah pun begitu mencintai Sa'ad.

Sebuah riwayat lain menyebutkan bahwa saat para sahabat biasanya menyediakan satu atau dua porsi makan bagi orang yang membutuhkan, maka Sa'ad bin Ubadah menyiapkan 80 porsi makanan dan melayani mereka dengan sebaik-baiknya.

Tidak mengherankan bila Rasulullah pernah mendoakan Sa'ad dengan berkata, "Ya Allah, berikanlah salawat dan rahmat-Mu kepada keluarga Sa'ad bin Ubadah," (HR. Abu Daud & Ahmad).

Wallahu a'lam bishshawab.

 

 




Menyongsong Resesi 2025 dengan Ketenangan Batin

Sebelumnya

Sekali Lagi tentang Nikmatnya Bersabar

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Tadabbur