Doa kami untuk Eril/ net
Doa kami untuk Eril/ net
KOMENTAR

KENDATI kita tidak mengenal langsung sosok Emmeril Kahn Mumtadz tetapi banyak juga orangtua yang turut terhanyut dalam kecemasan, kesedihan, dan tidak sedikit pula yang diam-diam meneteskan air mata. Dan yang menakjubkan, tidak sedikit pula yang masih memancangkan optimisme, semoga putra Ridwan Kamil ditemukan selamat. Apa alasannya?

Kalau Tuhan berkehendak, apapun bisa terjadi. Bukankah Allah Maha segalanya?

Mengapa orang-orang dapat bersatu-padu, termasuk itu kalangan yang selama ini berseberangan dengan orangtua Eril?

Ya, karena ini adalah tragedi kemanusiaan, tidak ada hubungannya dengan aliansi politik dan lain sebagainya. Di atas nilai-nilai luhur kemanusiaan kita bahu-membahu, hingga menyatu dalam memanjatkan doa dan memberikan suntikan bagi kekuatan jiwa.

Kita dapat meresapi pahit getirnya ayah dan bunda Eril yang berhari-hari menatap aliran sungai Aare, Bern di Swiss tanpa mendapatkan secuil pun kepastian. Apa yang tengah dijalani keduanya lebih getir daripada orangtua yang menyaksikan jasad anak terbujur kaku.

Musibah itu memang tidak dapat diduga waktunya ataupun juga bentuknya. Bagaimana bisa Eril yang jago berenang dan hebat menyelam justru terkena musibah di sebuah sungai yang terlihat tenang dari permukaannya?

Bagaimana bisa Eril yang punya sertifikat diving, yang terjun ke sungai demi memastikan adik dan temannya dapat berenang dengan aman, tetapi malah dirinya yang terseret oleh arus?

Namun, memang demikianlah teka-teki musibah; yang tak terduga-duga, yang tak disangka-sangka.

Sebagai insan beriman, kita tidak boleh patah harapan. Marilah berpikir positif tentang yang terbaik bagi Eril dan terus memberikan dukungan. Karena ini telah menjadi musibah bersama, utamanya bagi rakyat Indonesia.

Nabi Muhammad pun pernah hilang di masa kecilnya, yang menimbulkan kehebohan dan kecemasan bagi khalayak ramai. Beliau hilang di usia teramat belia, yang membuat gempar seluruh penjuru Mekah.

Begini kejadiannya!

Usia Nabi Muhammad masih balita dan tiba-tiba menghilang di tengah keramaian pintu gerbang Mekah. Halimah yang lagi mengasuh beliu pun panik dan segera melaporkan kepada sang kakek, Abdul Muthalib.

H. M. H. Al-Hamid Al-Husaini dalam buku Membangun Peradaban Sejarah Muhammad Saw. Sejak Sebelum Diutus Menjadi Nabi (2000: 206) menceritakan:

Abdul Muthalib berkata dengan keras, “Cucuku, Muhammad, hilang!”

Kaumnya menjawab, “Kemana saja Anda mencari, kami turut menyertai. Seandainya menyeberangi lautan pun kami akan turut menyeberanginya bersama Anda!”

Mereka mengikuti Abdul Muthalib dan dengan unta-unta yang ada mereka mencari-cari Muhammad saw. naik-turun bukit dan lembah sekitar Mekah.

Seminggu lamanya mereka bertawaf mengitari Ka’bah sambil memantau berita. Abdul Muthalib pun selalu memohon kepada Tuhan agar cucunya segera kembali ke pangkuannya.

Dalam keadaan nyaris putus harapan tiba-tiba mereka mendengar suara memanggil-manggil dari angkasa, “Hai orang-orang Quraisy, kalian tak usah ribut, Tuhannya Muhammad tidak akan menghilangkannya! Dia di Wadi Tihamah (lembah Mekah) dekat pohon Barakah (Syajaratul Yumn).”

Berangkatlah Abdul Muthalib ke tempat tersebut oleh suara itu. Ternyata benar bahwa Muhammad saw. berada di bawah pohon sedang menarik-narik dahannya dan bermain-main  dengan daun-daunnya.    

Betapa paniknya penduduk Mekah dengan hilangnya seorang balita. Sang kakek, Abdul Muthalib beserta orang-orang lainnya tidak mencukupkan diri hanya dengan ikhtiar mencari selama seminggu, tetapi juga meminta pertolongan langit dengan berdoa seraya bertawaf di Ka’bah.

Begitulah Tuhan mendatangkan kabar baik tentang si kecil Muhammad saw. yang menyatukan segenap lapisan masyarakat dalam pencariannya, yang berakhir dengan happy ending.

Demikian pula hendaknya dengan kehilangan Eril di sungai Aare, Bern di Swiss, yang sama-sama kita nantikan kabar baiknya. Selain terus mengerahkan ikhtiar dalam pencarian, tentunya tidak boleh dilupakan upaya mengetuk pintu langit, memohon kebesaran Ilahi menurunkan pertolongan

Semuanya adalah milik Allah, termasuk Eril tentunya. Kini dibarengi dengan doa-doa harapan, kita serahkan keputusan kabar terbaik dari Allah untuk putra bangsa ini. Kini bangsa ini bersatu untuk saling menguatkan. Setidaknya Eril telah memberikan kabar baik, tentang kekompakan segenap umat manusia dalam doa yang terindah kepada Tuhan.




Sekali Lagi tentang Nikmatnya Bersabar

Sebelumnya

Anjuran Bayi Menunda Tidur di Waktu Maghrib Hanya Mitos?

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Tadabbur