TERSEBUTLAH pada zaman Firaun, seorang raza zalim, otoriter dan mengaku sebagai Tuhan. Suatu hari ia bermimpi, akan ada seorang lelaki yang mampu menghancurkan kerajaannya. Firaun kemudian merasa begitu cemas.
Kecemasan tersebut menjadi luar biasa hebat, sehingga Firaun memerintahkan seluruh pasukannya untuk membunuh bayi lelaki yang lahir pada tahun itu. Sementara bayi perempuan dibiarkan hidup.
Di hari yang sama, seorang wanita bernama Yukabad melahirkan bayi laki-laki yang kelak menjadi seorang Rasul, yaitu Nabi Musa. Merasa bayinya ada dalam ancaman, Yukabad menyerahkan segala urusannya kepada Allah dan memohon petunjuk tentang apa yang sebaiknya dilakukan.
Allah kemudian memberi ilham kepada Yukabad untuk menaruh Musa di dalam kuali yang menyala, kemudian ditutup. Dan, diletakkanlah bayi Musa ke dalam kuali.
Sesaat kemudian, datang pasukan Firaun menggeledah rumah Yukabad, mencari bayi lelaki. Mereka tidak menduga sama sekali bahwa ada bayi laki-laki yang sedang disembunyikan di dalam kuali yang sedang menyala.
Setelah lelah mencari, akhirnya pasukan Firaun keluar dari rumah Yukabad.
Sesaat Yukabad tenang, namun ia sadar bahwa lama kelamaan apa yang disembunyikannya akan ketahuan juga. Ia lalu kembali bertawakal kepada Allah, melakukan shalat istikhoroh.
Dan beginilah Allah menjawabnya, "Susuilah dia. Dan apabila kamu khawatir terhadapnya, maka jatuhkanlah dia ke sungai (Nil). Dan janganlah kamu khawatir dan janganlah (pula) bersedih hati, karena susungguhnya Kami akan mengembalikannya kepadamu dan menjadikannya (salah seorang) dari para rasul," begitu ilham yang diterima Yukabad dari Allah SWT.
Tanpa ragu, Yukabad langsung menjalankan perintah Allah. Segeralah ia menghanyutkan Musa ke Sungai Nil. Dan untuk memastikan Musa baik-baik saja, ia meminta kakak Musa untuk mengikuti ke mana sungai membawa bayi Musa.
Atas kehendak Allah, peti Musa menuju sungai di dekat istana. Yukabad kembali merasa khawatir, namun ia yakin Allah akan menunjukkan kebesarannya.
Bayi Musa ditemukan oleh istri Firaun, Asiyah. Allah yang telah menurunkan rasa sayang pada setiap orang yang melihat bayi Musa, membuat Asiyah terpana dan langsung membujuk Firaun untuk mengadopsinya.
Sebenarnya, ingin sekali Firaun langsung membunuh Musa. Namun Asiyah berkata, "Ia adalah penyejuk mata hati bagiku dan bagimu. Janganlah kamu membunuhnya. Mudah-mudahan ia bermanfaat kepada kita atau kita ambil ia menjadi anak."
Firaun pun luluh dan mengijinkan Asiyah merawat bayi Musa.
Saat mengetahui adiknya dirawat oleh istri Firaun, kakak Musa, Miryam, segera menawarkan bantuan untuk mencarikan wanita yang bisa menyusui bayi tersebut.
"Maukah kamu aku tunjukkan ahlul bait yang akan memeliharanya untukmu dan mereka dapat berlaku baik kepadanya?" tanya miryam kepada Asiyah.
Asiyah pun setuju dan segeralah Miryam membawa Yukabad, ibu kandung Musa, untuk menjadi ahlul baitnya.
Dan akhirnya, setelah berkali-kali melewati kekhawatiran dan selalu berserah diri kepada Allah SWT (bertawakal), akhirnga Musa kembali ke pelukan Yukabad.
Begitulah. Terkadang Allah memberi ujian kepada hamba-Nya di luar nalar manusia. Bisa jadi apa yang tidak kita sukai, di balik itu Allah menyimpan rahasia yang indah.
Jangan bertanya kepada hati jika hendak mengambil keputusan, karena hatimu belum tentu bersih dari dosa. Tapi mintalah bimbingan dan petunjuk Allah agar hati kita merasa sesuai dengan kehendak-Nya. Mintalah agar Allah membimbing akal kita agar berpikir sesuai kehendak-Nya pula.
KOMENTAR ANDA