Ilustrasi/ Net
Ilustrasi/ Net
KOMENTAR

VARIAN Omicron BA.4 dan BA.5 terdeteksi di Indonesia. Dua varian tersebut menurut European Centre for Disease Prevention and Control (ECDC) berpotensi menyebabkan lonjakan kasus COVID-19.

Diketahui bahwa varian BA.4 dan BA.5 telah dinyatakan sebagai variant of concern (VOC) di wilayah Eropa sejak 12 Mei 2022. Diikuti oleh UK Health Security Agency (UKHSA) yang mengumumkan kedua varian tersebut sebagai VOC di Inggris Raya pada 20 Mei 2022.

Menurut pegiat edukasi COVID-19 dr. Adam Prabata dalam @adamprabata, Variant of Concern adalah varian yang jelas memiliki efek signifikan pada penularan, keparahan, dan/ atau imunitas sehingga dapat berakibat pada situasi COVID-19 keseluruhan.

Sebagai mutasi Omicron yang sangat mudah menular, varian BA.4 dan BA.5 dianggap mampu menghindari kekebalan tubuh seseorang yang telah divaksinasi maupun hasil dari infeksi alami, sehingga lebih mudah menginfeksi orang lain—terutama mereka yang belum divaksinasi.

Namun, meskipun dianggap mudah menular, hingga saat ini tidak ada indikasi yang menyatakan bahwa varian BA.4 dan BA.5 lebih parah dibandingkan varian Omicron yang lain.

Apakah varian BA.4 dan BA.5 ini berbeda dari varian Omicron?

Berdasarkan klasifikasi WHO dan CDC Amerika Serikat, kedua varian tersebut masih dianggap sebagai bagian dari Omicron alias dianggap sama dengan varian Omicron.

Mutasi yang terdapat pada varian BA.4 dan BA.5 hingga saat ini belum menjadikan keduanya sebagai varian yang mempunyai klasifikasi tersendiri.

Lantas, bagaimana derajat keparahan varian BA.4 dan BA.5?

ECDC menyatakan bahwa tingkat keparahan kedua varian ini tidak berbeda dari varian Omicron lainnya. Artinya bila jumlah kasus melonjak tinggi, peningkatan kasus rawat inap dan meninggal dunia akibat COVID-19 tetap bisa terjadi.

Kabar baiknya, varian ini masih dapat dideteksi oleh PCR maupun tes antigen. Hingga saat ini tidak ada laporan tentang penurunan atau ketidakmampuan PCR dan tes antigen untuk mendeteksi varian Omicron BA.4 dan BA.5.

Terkait vaksinasi, meskipun ada kemungkinan efektivitas vaksin lebih rendah dibandingkan terhadap varian Omicron pendahulunya, antibodi pada tubuh orang yang telah divaksinasi dapat melawan varian ini dengan lebih kuat dibandingkan mereka yang belum divaksinasi.

Dengan capaian vaksinasi di Tanah Air, kita berharap herd immunity yang mulai terbentuk dapat menjadi proteksi yang lebih kuat terhadap penularan COVID-19.

Di masa transisi menuju endemi, kita sebaiknya tetap mematuhi protokol kesehatan dan menjalankan gaya hidup sehat. Kita berharap pandemi segera usai, agar kita bisa hidup lebih produktif dan lebih tenang meski harus berdampingan dengan COVID-19.

 

 

 




Kementerian Agama Luncurkan Program “Baper Bahagia” untuk Dukung Ketahanan Pangan Masyarakat Desa

Sebelumnya

Fitur Akses Cepat Kontak Darurat KDRT Hadir di SATUSEHAT Mobile

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel News