SEBANYAK 728 tenaga medis diturunkan Pusat Kesehatan Haji untuk menyambut puncak haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna). Menurut Kepala Pusat Kesehatan (Kapuskes) Haji, Budi Sylvana, ke-782 nakes tersebut telah berada di Makkah. Sebanyak 48 dokter spesialis dan 67 dokter umum ikut dalam rombongan nakes tersebut.
Selain nakes, Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) juga telah memastikan kesediaan obat-obatan dalam jumlah yang cukup.
Seperti dikutip dari website Kementerian Agama, KKHI juga akan mencoba rompi penurun panas atau Carbon Cool yan gdidisain khusus untuk jemaah yang mengalami heat stroke akibat udara yang cukup panas.
“Di Indonesia ini pernah diuji coba dan berhasil. Nanti akan kita coba apakah efektif untuk jemaah heat stroke,” ujarnya.
Menjelang puncak haji, KKHI juga melakukan screaning khusus bagi jemaah dengan risiko tinggi. Mereka didata di kloter dan sektor.
Jika risiko tinggi dengan komorbid, jemaah akan dijemput untuk dilakukan medical check up di KKHI. “Sudah 500-an jemaah yang kita screaning,” ujar Budi.
Jika medical check up menunjukkan jemaah tidak memungkinkan ikut Armuzna, maka KKHI akan mengusulkan agar yang bersangkutan ikut program safari wukuf.
“Jemaah yang tidak memenuhi syarat nanti disafariwukufkan, naik bus wukuf di Arafah 1-2 jam dan dikembalikan di KKHI untuk dirawat kembali. Prinsipnya keselamatan jemaah prioritas dengan tidak mengesampingkan rukun hajinya,” kata dia.
Data di KKHI, jemaah yang dirawat mayoritas menderita kardiovaskular atau terdapat gangguan pada jantung dan pembuluh darah.
“Penyakit paling banyak diderita jemaah adalah kardiovaskular. Awalnya diprediksi penyakit paru, ternyata kardiovaskular, yakni jantung. Angkanya cukup banyak bahkan dari 14 yang meninggal 13 terkait kardiovaskular,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Seksi Kesehatan Haji Indonesia M Imran mengatakan hingga saat ini KKHI telah merawat 731 kasus rawat jalan dan 200 rawat inab.
“Sekarang ini 67 orang yang rawat inap. Paling banyak penyakit jantung karena memiliki riwayat jantung sebelumnya juga banyak yang diabetes dan hipertensi,” ujarnya.
Selain itu juga ada enam jemaah yang sedang dirawat di tiga rumah sakit Arab Saudi, yakni Rumah Sakit An Nur, Rumah Sakit King Faisal, serta Rumah Sakit King Abdul Aziz.
Imran mengatakan, timnya juga sudah siap untuk menghadapi Armuzna. Obat-obatan, serta peralatan medis juga telah siap.
“Kami juga menyiapkan klinik utama di Arafah, yakni di tenda misi haji serta ada 4 klinik satelit di setiap maktab,” ujar Imran.
Selain itu, di Muzdalifah juga ada 10 pos kesehatan yang tersebar di maktab. Di Mina juga didirikan satu klinik utama. “Kita juga punya 10 klinik mobile yang siaga di jamarat baik jalur atas maupun bawah,” kata dia.
KOMENTAR ANDA