KOMENTAR

KEMAJUAN teknologi membuat orang semakin mudah mengakses semua hal. Salah satunya, mengomentari berbagai hal lewat media sosial.

Anehnya, komentar negatif terhadap suatu kejadian lebih banyak bermunculan ketimbang komentar positif. 

Kolom komen dipenuhi dengan ujaran kebencian, menyerang orang yang tidak disukai, menindas, dan membully dengan bertubi-tubi.

Tindakan agresif ini seolah jadi kebanggaan tersendiri. Apalagi kalau pihak yang diserang sampai menderita, menutup kolom komentarnya, atau mengganti akun media sosialnya.

Psikolog Klinis Dr M.M Nilan Widyarini, MSi, mengatakan ada faktor penyebab yang membuat seseorang dengan mudah meluncurkan hujatannya. 

"Mereka yang menindas, menghujat, dan melecehkan orang lain, baik di dunia maya ataupun secara langsung, menurut saya ada beberapa kemungkinan penyebab. Seperti halnya perilaku agresi pada umumnya, ada 2 jenis agresi, yaitu agresi instrumental dan agresi karena kemarahan," kata Psikolog Klinis Dr M.M Nilan Widyarini, MSi.

Agresi instrumental dikenal juga dengan agresi predator. Jenis agresi ini mengacu pada perilaku yang direncanakan untuk mencapai tujuan yang lebih besar. Contoh perilaku agresi instrumental adalah penyerangan hingga menyakiti orang lain dalam sebuah peristiwa perampokan. 

Sedang agresi karena kemarahan atau agresi impulsif ditandai dengan emosi yang sangat kuat yang disebabkan oleh kemarahan yang memicu sistem respons ancaman akut di otak. Jenis agresi ini tidak direncanakan dan bisa muncul tiba-tiba serta tidak terkendali. Contoh perilaku agresi impulsif adalah memaki pengendara lain yang menyalib.

Orang yang gemar menghujat ternyata bisa dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu:

-Tekanan lingkungan untuk berkompetisi, namun direspon atau diproyeksikan secara salah oleh orang tersebut
-Watak orang yang terbentuk secara tidak sadar dan dapat dipengaruhi oleh lingkungan (misalnya sering dihina atau direndahkan keluarga)
- Adanya rasa iri, rendah diri, dan insecurity
- Adanya rasa ketakutan dan kecemasan
- Merasa hebat
- Gangguan kepribadian borderline, yaitu gangguan mental yang ditandai dengan  suasana hati, perilaku, dan hubungan yang tidak stabil
- Cenderung melakukan tindakan impulsif

Psikiater dari RSUD Wonosari, Yogyakarta,  dr Ida Rochmawati, mengatakan, faktor kemarahan setiap orang berbeda.

"Apakah mungkin orang dengan gangguan kesehatan mental punya perilaku menghujat? Kemungkinan tetap ada, tetapi faktor yang mendasarinya berbeda, sebagai manifestasi gejala. Misalnya sebagai ciri atau gangguan kepribadian antisosial, adanya halusinasi dengar yang menyuruh menghujat, atau adanya kondisi gangguan mood yang memicu perilaku impulsifnya," jelas Ida.

Untuk memastikannya, Ida menyarankan dilakukan pemeriksaan psikiatri atau psikolog, bukan berdasar pada dugaan. Karena masalah attitude sifatnya universal, siapapun punya kecenderungan bertindak positif atau negatif.




4 Cara Cerdas Memilih Buah Segar dan Matang: Jangan Sampai Tertipu!

Sebelumnya

4 Sehat 5 Sempurna atau Isi Piringku?

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Health