Jangan lelah menuntut ilmu. Karena dalam prosesnya, Allah dan makhluk-Nya di langit dan di bumi, membersamai dengan segenap rahmat dan permohonan kebaikan/ Net
Jangan lelah menuntut ilmu. Karena dalam prosesnya, Allah dan makhluk-Nya di langit dan di bumi, membersamai dengan segenap rahmat dan permohonan kebaikan/ Net
KOMENTAR

SEJARAH mengisahkan harumnya nama para ulama yang abadi sepanjang masa. Dibandingkan dengan para penguasa (khalifah), nama mereka lebih banyak diingat.

Imam Nawawi hidup di akhir pemerintahan Dinasti Abbasiyah. Namanya justru lebih diingat ketimbang khalifah-khalifah Bani Abbas yang berkuasa selama 7 abad.

Hal ini disebabkan beliau mewariskan banyak karya, di antara yang terkenal dari karya hadisnya Al-Arba’in An-Nawawiyah dan Riyadhus Shalihin.

Kalaupun ada khalifah yang diingat, maka beliau bukan sekadar khalifah tapi juga ulama, seperti halnya Khalifah Umar ibn Abdul Aziz dari Bani Umayyah.

Beliau adalah seorang ulama yang wara’, cicit dari Khalifah Umar ibn Khattab. Populer dengan sebutan khalifah rasyidah kelima atau Umar kedua.  

Juga halnya khalifah yang mencintai ilmu dan ulama seperti Khalifah Harun Al Rasyid. Di masa pemerintahannya, Baghdad mencapai kejayaan dan menjadi pusat ilmu pengetahuan dunia.

Becermin dari hal ini, tampaklah bahwa keilmuan seseorang selalu mendapat tempat tertinggi. Dalam hadis riwayat Tirmidzi Rasulullah sampai menyebut dunia dan isinya sebagai sesuatu yang terkutuk. Kecuali ingatan kepada Allah, keta’atan kepada Allah, orang yang berilmu dan menuntut ilmu.

“Darinya mengatakan, aku mendengar Rasulullah Saw bersabda, dunia itu sesuatu yang terkutuk, terkutuk apa-apa yang ada di dalamnya kecuali ingatan pada Allah, ketaatan kepada Allah, orang yang berilmu dan menuntut ilmu.” HR. Tirmidzi

Khusus orang yang menuntut ilmu, dalam hadits lain riwayat Tirmidzi disebutkan, Allah sampai bersalawat untuknya.

“…sesungguhnya Allah dan malaikat-Nya dan ahli langit dan bumi sampai semut di liangnya hingga ikan di kedalaman laut bersalawat kebaikan untuk manusia yang menuntut ilmu.” HR. Tirmidzi

Salawat merupakan jamak dari sholla yang bermakna doa. Bayangkan, Allah yang Maha Tinggi berdoa untuk seorang manusia, yang rendah kedudukannya.
 
Selama ini manusia lah yang berdoa kepada Allah, namun untuk orang yang menuntut ilmu, Allah justru mendoakannya.

Tentu saja berdoanya Allah, tidak sama dengan berdoanya makhluk. Dalam Qs. al-Ahzab 43 dijelaskan bahwa berdoanya Allah adalah kehendak-Nya untuk menganugerahi rahmat. “Dialah yang memberi rahmat kepadamu…”

Prof. Quraish Shihab mengartikan rahmat sebagai keperihan hati yang mendorong untuk melepaskan kesulitan seseorang.

Orang yang menuntut ilmu senantiasa mendapat kasih sayang Allah sehingga dirinya terlindung dari kesusahan.

Bukan hanya Allah tapi juga malaikat, ahli dunia, ahli langit, semut di liang dan ikan di kedalaman laut, semuanya berdoa untuk para pencari ilmu.

Doanya para malaikat dan ahli langit, dalam Qs. Al-Ahzab 43 juga dijelaskan sebagai permohonan ampunan kepada Allah agar mengeluarkan orang-orang beriman dari kegelapan menuju cahaya.

“…dan para malaikat-Nya (memohonkan ampunan untukmu) agar Dia mengeluarkan kamu dari kegelapan kepada cahaya (yang terang)…”

Tak pelak, orang yang menuntut ilmu selain diampuni dosanya, mereka juga akan mendapat petunjuk ke jalan kebaikan, terhindar dari keburukan.  

Sementara doanya ahli dunia dalam Qs. At-Taubah 103 hadir dalam bentuk permohonan kebaikan untuk manusia berupa ketentraman jiwa.   
    
“…dan berdoalah untuk mereka. Sesungguhnya doamu itu menumbuhkan ketentraman jiwa bagi mereka…”

Orang yang menuntut ilmu, jiwanya selalu tentram. Dalam KBBI, tentram diartikan aman, damai dan tenang. Ketenangan hati, melahirkan kebahagiaan. Alhasil orang yang menuntut ilmu selalu berbahagia.

Doa untuk orang berilmu juga dikirimkan oleh semut-semut di liang dan ikan di kedalaman laut.  Sama seperti ahli dunia lainnya, doa mereka berupa permohonan kebaikan untuk orang yang berilmu.

Maka, jangan pernah lelah untuk menuntut ilmu. Karena dalam prosesnya, Allah dan makhluk-Nya di langit dan di bumi, membersamai dengan segenap rahmat dan permohonan kebaikan.

 

 




Sekali Lagi tentang Nikmatnya Bersabar

Sebelumnya

Anjuran Bayi Menunda Tidur di Waktu Maghrib Hanya Mitos?

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Tadabbur