KOMENTAR

ANAK adalah anugerah yang dititipkan Allah kepada kita untuk dibesarkan menjadi khalifah di bumi yang memiliki tugas masing-masing untuk kemaslahatan umat. Tugas utama orangtua adalah mendidik dan membesarkan anak dengan pola asuh yan g tepat. Tidak jarang orangtua menerapkan metode Strict Parenting pada anaknya hingga sang anak beranjak dewasa.

Mengasuh dan membesarkan remaja memang memiliki tantangan tersendiri. Menggunakan pola asuh yang kurang tepat akan berdampak buruk pada tumbuh kembangnya. Lantas apa saja yang menjadi dampak pola asuh Strict Parenting  pada remaja? Mari kita bahas pada ulasan berikut :

Memicu konflik antara orang tua dan remaja

Fase remaja merupakan fase peralihan dari anak-anak menuju dewasa,pada fase ini mereka sudah memiliki pemikiran, keinginan, karakter dan identitas diri sendiri. Mereka ingin dihargai sebagai individu yang mandiri. Pola asuh yang keras akan cenderung bertentangan dengan psikologi remaja, hal ini akan memicu perbedaan pendapat bahkan pertengkaran karena mereka tidak ingin mengikuti perintah orangtuanya.

Remaja merasa terkekang dan tidak ada kebebasan hidup

Fase remaja merupakan fase seorang anak mulai menginginkan banyak interaksi dengan lingkungannya, mereka mulai ingin dihargai sebagai “seseorang” di sekitarnya. Pada fase ini mereka mulai berkumpul dan bermain dengan komunitas seusianya. Tidak jarang mereka menjadi lebih dekat dengan teman-temannya.

Dalam fase ini orangtua tentu memiliki kekhawatiran remaja akan salah pergaulan. Seringkali mereka menjadi lebih keras dalam mendidik mereka,bahkan tidak sadar sudah mengekang remaja agar tetap berada pada pengawasan orangtua.  Pola asuh yang keras dan mengekang akan membuat remaja tertekan dan merasa tidak memiliki kebebasan hidup.

Remaja menjadi pembangkang

Fase remaja merupakan fase anak sangat labil, mereka cenderung emosional. Pada fase ini mereka juga memiliki keinginan besar untuk mengeksplor dunia. Pola asuh Strict Parenting akan membangkitkan jiwa pemberontak dalam dirinya. Remaja akan menjadi pembangkang dan keras kepala.

Remaja menjadi tertutup dan menghindari orangtua

Pada fase remaja, mereka memiliki keinginan besar untuk didukung dan dimengerti oleh orangtuanya. Pola asuh strict parenting  yang sebagian berisi perintah dan tuntutan untuk patuh sangat bertentangan dengan pemikiran remaja.  Mereka menjadi kehilangan rasa percaya terhadap dukungan orangtua dan merasa apapun yang dilakukan akan nampak salah di mata orangtuanya.  Dampaknya adalah remaja menjadi tertutup dan menghindari interaksi dengan orangtua.

Remaja jadi sering berbohong

Selain menjadi pembangkang dan menutup diri, dampak lain dari Strict Parenting adalah remaja menjadi pembohong. Hal ini mereka lakukan untuk menghindari perintah dan kemarahan orangtuanya. Bila hal ini terus berlanjut, maka karakter ini akan terbawa hingga mereka dewasa. Mereka akan tumbuh dengan pribadi yang tidak jujur demi menghindari konflik dengan lingkungannya.

Ulasan diatas adalah hal-hal yang akan terjadi jika remaja dididik dengan metode Strict Parenting. Semoga bisa menjadi masukan bagi para orangtua untuk lebih bijak dalam menerapkan metode pengasuhan anak, khususnya di fase remaja.

 

 

 

 




Jadikan Anak Cerdas Berinternet Agar Tak Mudah Tertipu Hoaks

Sebelumnya

Menanamkan Nilai Perjuangan Pahlawan Bangsa kepada Anak-Anak agar Memiliki Karakter Tangguh

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Parenting