BUNDA, pernah tidak menemukan benjolan di leher si kecil, terutama ketika demam atau ada peradangan? Benjolan itu sebenarnya apa ya, dan apakah berbahaya?
Menurut dr Nur Suryawan, SpA(K), benjolan di leher anak jarang yang merupakan keganasan. Sekitar 80 sampai 90% benjolan di leher anak bersifat jinak.
Beberapa penyebab dari munculnya benjolan adalah kelainan bawaan dari lahir (tumor jinak) dan akibat dari adanya peradangan atau infeksi (Limfadenopati).
"Limfadenopati adalah pembesaran kelenjar getah bening di leher yang disebabkan infeksi, seperti infeksi bakteri Staphylococcus, infeksi kuman TB, infeksi virus, jamur, serta infeksi pada penyakit Kawasaki," kata dr Suryawan.
Saat si kecil demam karena infeksi, kelenjar getah beningnya menjadi aktif. Kelenjar getah bening adalah salah satu sistem kekebalan tubuh. Ketika melawan infeksi, ia menjadi aktif dan terkadang membesar. Lokasi kelenjar getah bening utama ada di leher, ketiak, dan selangkangan.
Kapan Benjolan di Leher Dikatakan Berbahaya?
Sebenarnya, semua benjolan, termasuk di leher, harus dipastikan ke dokter dan jangan dibiarkan. Dengan begitu, dokter akan tahu apakah ada yang berbahaya atau tidak dari benjolan tersebut.
Untuk memastikannya, Bunda bisa melakukan hal berikut ini:
1. Tekan lembut benjolan di leher si kecil.
2. Jika ada rasa nyeri, segera bawa ke dokter.
3. Berikan antibiotik selama 2 sampai 7 hari. Jika mengecil berarti penyebabnya memang infeksi atau pasca infeksi. Bunda tidak perlu khawatir.
4. Bila benjolan tidak mengecil setelah mengonsumsi antibiotik, dan membesar dengan cepat, periksakan lagi ke dokter karena bisa jadi mengarah pada keganasan.
Perhatikan gejala lain seperti demam hilang timbul, nyeri, pucat atau anemia. Semua ini adalah tanda-tanda leukimia.
Bunda, lebih peka lagi ya terhadap si kecil. Jika ada benjolan di leher, meskipun itu tidak berbahaya, sebaiknya segera konsultasikan dengan dokter untuk mengetahui keganasannya. Dengan begitu, penanganannya dapat segera dilakukan. 
KOMENTAR ANDA