Ilustrasi/ Net
Ilustrasi/ Net
KOMENTAR

PADA suatu ketika Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam bertanya kepada Bilal.  

" Wahai Bilal, sewaktu aku bermi’raj ke Shidratul Muntaha, dalam perjalanan aku mendengar suara terompahmu di surga. Amalan apa yang engkau kerjakan hingga mendapatkan kemuliaan itu," tanya Rasulullah.

Dengan rendah hati, Bilal menjawab : “ Saya bukanlah apa-apa ya Rasulullah. Saya hanya menjaga diri agar selalu dalam keadaan berwudhu. Jika saya batal, maka saya akan kembali berwudhu dan mengerjakan shalat sunnah 2 rakaat setelahnya.”

Bilal bernama Bilal bin Rabah Al-Habasyi. Berasal dari negeri Habasyah yang sekarang dikenal dengan Ethiopia. Sebelum memeluk Islam, Bilal hanyalah seorang budak berkulit hitam. Ketika mendengar datangnya seorang Rasul yang membawa ajaran dari Allah Subhanahuwata’ala, yang tidak membeda-bedakan golongan, suku dan bangsa serta status lainnya, Bilal tergerak untuk memeluk Islam. Bilal menemui Rasulullah dan menyatakan keIslamannya.

Mendengar berita masuknya Bilal ke dalam Islam, Ummayyah bin Khalaf dari Bani Jumuh yang menjadi majikannya pun marah. Ia pun menyiksa Bilal di padang pasir yang gersang dan panas. Berbagai siksaan tidak membuat iman Bilal luntur. Sampai kemudian datanglah pertolongan Allah melalui sahabat Rasulullah Shallallahu Wa’alaihi Wassalamyang bernama Abu Bakar As Siddiq. Beliau menebus Bilal dengan harga yang sangat tinggi.

Pada akhirnya Bilal terbebas dari siksaan Ummayyah. Sejak saat itu Bilal mencurahkan hari-harinya untuk berjuang bersama Rasulullah dan kaum Muslimin. Sejak ia memeluk Islam, tidak ada lagi perbedaan antara dirinya dan para sahabat Rasulullah lainnya. Bahkan Umar bin Khattab sangat menghormatinya, hingga tidak berani duduk dengan tegak di dekat Bilal.

“Bagaimana aku mau menegakkan badanku di hadapannya, sementara Allah memuliakannya dengan menjamin surga baginya.” Kata Umar bin Khattab.

Sejak Rasulullah mensyariatkan azan sebelum didirikan shalat, Bilal menjadi orang pertama yang menjadi muadzin, yang bertugas  mengumandangkan azan. Dan karenanya Bilal diberi gelar Muadzdzin ar Rasul.

 

 




Sekali Lagi tentang Nikmatnya Bersabar

Sebelumnya

Anjuran Bayi Menunda Tidur di Waktu Maghrib Hanya Mitos?

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Tadabbur