DALAM Islam, bekerja juga merupakan wujud syukur akan nikmat dan karunia Allah SWT. Bekerja sangat dianjurkan, karena dapat menjaga wibawa dan kehormatan diri. Dengan bekerja, seseorang tak kan meminta-minta dan mengharapkan pemberian orang lain.
Dalam sebuah kisah, Rasululllah Shalllahu wa’alaihi wassalam memberikan motivasi sekaligus pelajaran berharga tentang pentingnya bekerja.
Dari Anas bin Malik radhiyallahu'anhu menceritakan,pada suatu ketika ada seorang pengemis dari kalangan Anshar datang meminta-minta kepada Rasulullah .
Lalu Nabi bertanya kepada pengemis itu, "Apakah kamu mempunyai sesuatu di rumahmu?" Pengemis itu pun menjawab: "Aku memilliki pakaian dan sebuah cangkir di rumah.”
Mendengar jawaban pengemis itu, Rasulullah meminta pengemis itu mengambil pakaian dan cangkirnya tersebut. Pengemis itu lalu segera pulang kerumahnya dan kembali ke hadapan Nabi dengan membawa cangkir dan pakaiannya tersebut. Rasulullah lalu menawarkan barang-barang tersebut kepada para sahabat: "Adakah di antara kalian yang ingin membeli barang-barang ini?" tanya Nabi.
Seorang sahabat mengacungkan tangan lalu menjawab "Aku beli dengan harga satu dirham". Nabi lalu menawarkannya kembali kepada para sahabat, lalu ada seorang sahabat yang sanggup membelinya dengan harga dua dirham. Setelah tidak ada lagi yang menawar, Rasulullah lalu memberikan pakaian serta cangkir itu kepada sahabat yang mengajukan penawaran dengan harga tertinggi dan mengambil uang darinya.
Kemudian Rasulullah memberikannya uang tersebut kepada pengemis dan berkata: "Ini uangmu, satu dirham untuk membeli makanan untukmu dan keluargamu. Sisanya untuk membeli kapak,pergilah ke hutan lalu carilah kayu bakar. Setelah itu jualah kayu bakar tersebut di pasar. Aku tidak ingin melihatmu lagi selama lima belas hari," kata Rasulullah.
Pengemis itu lalu pergi dan menjalankan perintah Rasulullah. Lima belas hari kemudian ia datang lagi dan mengatakan kepada Rasulullah bahwa ia telah memiliki sepuluh dirham dari hasil mencari kayu bakar tersebut. Lima dirham dia belanjakan untuk membeli pakaian dan selebihnya untuk makanan bagi keluarganya.
Rasulullah bersabda: "Hal ini lebih baik bagimu karena mengemis hanya akan menyebabkan noda di wajahmu di akhirat nanti. Tidak layak bagi seorang mengemis kecuali dalam tiga hal: (1) Fakir miskin yang benar-benar tidak mempunyai sesuatu (2) Utang yang tidak bisa dibayar (3) dan penyakit yang membuat seseorang tidak bisa berusaha". (HR Abu Dawud).
Dari Abu Abdullah Az-Zubair bin Al-'Awwam ia berkata, Rasulullah bersabda: "Sungguh seandainya salah seorang di antara kalian mengambil beberapa utas tali, kemudian pergi ke gunung dan kembali dengan memikul seikat kayu bakar dan menjualnya. Kemudian dengan hasil itu Allah mencukupkan kebutuhan hidupmu, itu lebih baik daripada meminta-minta kepada sesama manusia, baik mereka memberi ataupun tidak." (HR. Al-Bukhari)
Dalam beberapa hadis lain. Rasulullah bersabda: "Sungguh, seandainya salah seorang di antara kalian mencari kayu bakar dan memikul ikatan kayu itu, maka itu lebih baik daripada ia meminta-minta kepada seseorang, baik orang itu memberinya ataupun tidak." (HR. Al-Bukhari dan Muslim).
"Tidaklah makan seseorang lebih baik dari hasil usahanya sendiri. Sesungguhnya Nabi Dawud 'alaihissalam makan dari hasil usahanya sendiri." (HR Al-Bukhari)
Di riwayat lain, dikatakan bahwa Rasulullah bersabda: "Barang siapa pada malam hari merasakan kelelahan karena bekerja pada siang hari, maka pada malam itu ia diampuni Allah Ta'ala" (HR Ahmad dan Ibnu Asakir).
Suatu ketika Rasulullah pernah ditanya oleh salah seorang sahabat, pekerjaan apakah yang paling baik? Beliau menjawab, pekerjaan terbaik adalah usaha seseorang dengan tangannya sendiri dan semua jual beli yang dianggap baik. (HR Ahmad dan Al-Baihaqi).
Demikian kisah Rasulullah Shalallahu Wa’alaihi Wassalam dan seorang pengemis yang penuh pelajaran. Nabi memberikan nasihat berharga kepada pengemis itu sekaligus membebaskannya dari kefakiran.
Semoga kita menjadi semangat dalam bekerja menjemput rezeki sehingga terhindar dari kefakiran dan kemiskinan. Bekerja itu ibadah, kita wajib berusaha, Allah yang akan mencukupkan.
KOMENTAR ANDA