PADA sebuah kisah. Suatu hari hujan deras turun terus menerus hingga menyebabkan air sungai meluap dan menyebabkan bencana banjir pada satu desa. Di desa tersebut ada seseorang yang terjebak banjir di rumahnya. Ia pun berdoa kepada Allah agar banjir segera surut dan berhenti. Ia tidak mempedulikan kondisi air yang terus naik.
Beberapa saat kemudian ada sebuah perahu kecil yang lewat di depan rumahnya. Sang penumpang perahu memanggilnya untuk segera naik sebelum air menenggelamkan semuanya.
“Paaak, masuklah ke dalam perahu, air semakin tinggi.”
Namun orang tersebut tidak mau, ia tidak menggubris teriakan awak perahu tersebut. Ia masih tetap bertahan di dalam rumahnya dengan terus berdoa :”Yaa Allah, Engkaulah yang Maha Kuasa atas segala sesuatu. Maka tolonglah aku, selamatkan aku Yaa Allah, hentikan banjir ini.”
Kondisi air semakin tinggi dan kondisi orang tersebut semakin berada di dalam bahaya.
Setelah beberapa waktu, perahu yang kedua pun melintas dan mengajaknya untuk segera naik untuk menyelamatkan diri. Lagi-lagi ia menolak. Ia masih meyakini Allah akan menghentikan banjir dan menyelamatkan dirinya. Ia pun kembali meneruskan doanya. “Yaa Allah, hentikanlah banjir ini dan selamatkanlah aku.”
Setelah itu datanglah kapal ketiga yang menawarkan bantuan, namun kembali lagi ia menolak. Dan akhirnya banjir menenggelamkannya.
Di akhirat, ia pun protes kepada Allah Subhanahuwata’ala. Ia meminta keadilan dari Allah, kenapa Allah tidak menyelamatkannya sementara ia telah berdoa dengan sungguh-sungguh,namun Allah tidak mengabulkannya. Ia marah kenapa Allah malah menenggelamkannya dan mendatangkan malaikat Izrail untuk mengambil nyawanya.
Mendengar hal ini malaikat pun berkata bahwa bukan Allah yang tidak menolongnya. Allah telah berkali-kali menolong dan mengabulkan doanya. Namun ia sendiri yang menolak dan tidak mau ditolong oleh Allah.
“Allah telah mendatangkan perahu yang datang 3 kali untuk menolongmu. Namun kamu tidak menyadarinya. Pertolongan dari Allah bukan dalam bentuk langsung hadir untuk menyelamatkanmu. Namun Allah menyelamatkan dengan cara-Nya, bisa melalui perantara orang lain untuk menolongmu. Doa pun dikabulkan tidak serta merta sesuai dengan kemauan kita, namun terkadang Allah menggunakan cara yang berbeda dengan keinginan kita untuk menyelamatkan kita,” kata Malaikat.
Segala sesuatu yang terjadi sudah sesuai dengan kehendak Allah Subhanahuwata’ala. Kehadiran tiga perahu pada cerita di atas adalah bentuk-bentuk pertolongan Allah. Hal itu tidak mungkin terjadi apabila Allah tidak menghendaki menolong orang tersebut.
Di dunia ini manusia hadir sebagai khalifah atau wakil Allah yang bertugas untuk saling menolong dan mengingatkan satu dengan yang lainnya dalam kebaikan.
Ketika berada dalam satu masalah kita berkewajiban berdoa dan berusaha. Dalam melakukannya harus dipenuhi rasa berbaik sangka atas kasih sayang-Nya, agar manusia tidak mudah putus asa. Cara Allah mengabulkan doa pun bisa beragam, bisa dikabulkan langsung, bisa diberikan dalam bentuk yang lain dan bisa juga disimpan untuk diberikan di akhirat nanti. Yang harus kita pegang adalah Allah akan memberikan sesuatu sesuai dengan kebutuhan kita, bukan keinginan kita. Karena terkadang keinginan kita berbeda dengan kehendak Allah. Semua kehendaknya adalah untuk kebaikan diri kita baik di dunia maupun di akhirat.
Dan seringkali pertolongan Allah datang dalam bentuk yang tidak pernah kita sangka, kadang dalam bentuk tawaran bantuan ataupun nasihat seorang teman atau saudara, bahkan oleh orang yang tidak kita kenal sebelumnya. Untuk itu kita jangan pernah menganggap remeh hal tersebut sambil tetap meminta petunjuk Allah Subhanahuwata’ala agar tidak salah membaca sinyal pertolongan-Nya, sehingga langkah hidup kita selalu berada dalam ridho-Nya yang bertujuan mendapatkan keselamatan di dunia dan akhirat.
KOMENTAR ANDA